Menjaga Lisan Agar Terhindar dari Api Neraka

Octri Amelia Suryani - Inspirasi lisan menjaga lisan 01/07/2021
Gambar oleh Robin Higgins dari Pixabay
Gambar oleh Robin Higgins dari Pixabay

Oase.id - Lisan adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. Sebaiknya kita menggunakan dengan baik. Jika nikmat ini digunakan untuk kebaikan, maka akan mengantarkan kita ke surga. Begitu juga sebaliknya, jika nikmat ini digunakan untuk keburukan, maka sangat mudah menjerumuskan kita ke neraka.

Seperti yang terdapat dalam Hadis Riwayat Ahmad yang berbunyi:

حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ عَنْ أَسِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْخَثْعَمِيِّ عَنْ فَرْوَةَ بْنِ مُجَاهِدٍ اللَّخْمِيِّ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ
لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِي يَا عُقْبَةُ بْنَ عَامِرٍ صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَاعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ قَالَ ثُمَّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِي يَا عُقْبَةُ بْنَ عَامِرٍ أَمْلِكْ لِسَانَكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ قَالَ ثُمَّ لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِي يَا عُقْبَةُ بْنَ عَامِرٍ أَلَا أُعَلِّمُكَ سُوَرًا مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهُنَّ لَا يَأْتِيَنَّ عَلَيْكَ لَيْلَةٌ إِلَّا قَرَأْتَهُنَّ فِيهَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
قَالَ عُقْبَةُ فَمَا أَتَتْ عَلَيَّ لَيْلَةٌ إِلَّا قَرَأْتُهُنَّ فِيهَا وَحُقَّ لِي أَنْ لَا أَدَعَهُنَّ وَقَدْ أَمَرَنِي بِهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ فَرْوَةُ بْنُ مُجَاهِدٍ إِذَا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيثِ يَقُولُ أَلَا فَرُبَّ مَنْ لَا يَمْلِكُ لِسَانَهُ أَوْ لَا يَبْكِي عَلَى خَطِيئَتِهِ وَلَا يَسَعُهُ بَيْتُهُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhmmad Telah menceritakan kepada kami Ibnu Ayyas dari Asid bin Abdurrahman Al Khats'ami dari Farwah bin Mujahid Al Lakhmi dari Uqbah bin Amir ia berkata,

"Saya bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda kepadaku: "Wahai Uqbah bin Amir, sambunglah (hubungan silaturahim) terhadap orang yang memutuskannya, berikanlah (sesuatu) kepada orang yang telah mengharamkannya untukmu dan maafkanlah orang yang telah menzhalimi kamu."

Uqbah berkata, "Kemudian saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda kepadaku: "Wahai Uqbah, jagalah lisanmu, menangislah atas dosa-dosamu dan hendaklah rumahmu memberikan kelapangan untukmu."

Uqbah berkata, "Kemudian saya berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda kepadaku: "Wahai Uqbah bin Amir, tidakkah kamu mau aku ajari beberapa surat yang belum pernah diturunkan semisalnya baik di dalam Taurat, Zabur, Injil atau dalam Al-Qur'an? Janganlah sekali-kali suatu malam mendatangimu kecuali kamu membacanya pada malam itu; 'QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ' dan 'QUL A'UUDZU BIRABBIN NAAS.'" 

Uqbah berkata, "Maka tidaklah suatu malam mendatangiku kecuali saya membacanya pada malam itu, dan telah wajib atasku untuk tidak meninggalkannya. Hal itu karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkannya kepadaku." Jika Farwah bin Mujahid menceritakan hadits ini, maka ia akan berkata, "Betapa banyak orang yang tidak mampu menjaga lisannya, atau betapa banyak mereka yang tidak menangis atas dosa-dosanya, dan tidak pula rumahnya memberikan kelapangan.

Hadis di atas mengingatkan kita agar selalu menjaga lisan. Kemudian memohon ampunlah jika telah banyak dosa yang diperbuat olehnya. Maka dari itu, jagalah nikmat lisan yang diberi oleh Allah ini dengan sebaik-baik amalan yang diinginkan-Nya agar terhindar dari bara api neraka.

Demi menjaga lisan agar tidak terjerumus ke neraka hendaknya menghindari beberapa hal, di antaranya:

1. Mencela
Mencela termasuk keburukan karena tidak menjaga lisan. Mencela bukan hanya pada manusia saja, melainkan bisa pada angin, hujan, binatang. Bahkan jika mencela pada penyakit juga termasuk dosa.

Seperti halnya ketika hujan, kita merasa aktivitas terganggu, kemudian mencaci hujan tersebut. Padahal hujan merupakan rezeki yang diturunkan dari langit. Sebagaimana Hadis Riwayat Darimi yang mengatakan bahwa ketika turun hujan, maka semua tumbuhan hidup dan sehat kembali, termasuk hewan ternak dan manusia juga yang telah lama merasakan kekeringan.

 حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَالِكٍ النُّكْرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو الْجَوْزَاءِ أَوْسُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قُحِطَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ قَحْطًا شَدِيدًا فَشَكَوْا إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَتْ انْظُرُوا قَبْرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاجْعَلُوا مِنْهُ كِوًى إِلَى السَّمَاءِ حَتَّى لَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ السَّمَاءِ سَقْفٌ قَالَ فَفَعَلُوا فَمُطِرْنَا مَطَرًا حَتَّى نَبَتَ الْعُشْبُ وَسَمِنَتْ الْإِبِلُ حَتَّى تَفَتَّقَتْ مِنْ الشَّحْمِ فَسُمِّيَ عَامَ الْفَتْقِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'man telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Zaid telah menceritakan kepada kami Umar bin Malik An Nukri telah menceritakan kepada kami Abu Al Jauza` Aus bin Abdullah, ia berkata:

"Suatu hari penduduk Madinah dilanda kekeringan yang sangat hebat, dan saat itu mereka mengadu kepada Aisyah Radliyallahu'anha, kemudian ia berkata: "Pergilah ke kubur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, buatlah lubang ke arah langit dan jangan sampai ada atap diantaranya dengan langit.

Kemudian Abu Al Jauza` melanjutkan kisahnya: "Kemudian masyarakat Madinah melakukan apa yang diperintahkan Aisyah Radliyallahu'anha, setelah itu, turunlah hujan dan rerumputan pun tumbuh dan ternak-ternak menjadi sehat. Karenanya tahun tersebut disebut dengan tahun kemenangan.” (HR. Darimi)

Berdasar hadis ini, dapat disimpulkan bahwa apa yang telah ditetapkan oleh Allah tidak mungkin tanpa alasan. Bisa saja kita memang tidak membutuhkan hujan, tetapi orang lain di luar sana mungkin saja sangat membutuhkannya.

2. Berdusta
Orang yang berkata dusta akan membawa dirinya ke neraka. Bahkan hidayah terhalang untuknya. Dalam Islam diajarkan bahwa orang yang suka berdusta akan mendapat celaka. Sebagaimana firman Allah Swt:

قُتِلَ الْخَـرّٰصُوْنَ 
الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ غَمْرَةٍ سَاهُوْنَ
 

Artinya: Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai.

3. Ghibah dan Namimah
Ghibah atau gosip kata orang sekarang merupakan salah satu dosa lisan juga. Menceritakan kejelekan orang lain diibaratkan dengan memakan bangkai saudaranya sendiri. Demikian juga ancaman yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ kepada pelaku namimah, yaitu tidak akan masuk surga.

Mengenai hal ini, simak lafal dan arti sabda Rasulullah ﷺ:

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ
مَرَّ رَجُلٌ عَلَى حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ فَقِيلَ لَهُ إِنَّ هَذَا يُبَلِّغُ الْأُمَرَاءَ الْحَدِيثَ عَنْ النَّاسِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ
قَالَ سُفْيَانُ وَالْقَتَّاتُ النَّمَّامُ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Manshur dari Ibrahim dari Hammam bin Al Harits ia berkata;

Pernah seorang laki-laki lewat di hadapan Hudzaifah bin Al Yaman, lalu dikatakanlah kepadanya, "Sesungguhnya orang ini sering menyiarkan hal-hal yang buruk dari manusia."

Maka Hudzaifah berkata; Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga, yaitu Al Fattat." Sufyan berkata, "Al Fattaat artinya An Nammam (penyebar keburukan, pelaku namimah)." Dan ini adalah hadits hasan shahih. (HR. Tirmidzi)

4. Berkata Kotor
Allah Swt sangat benci orang yang lisannya kotor dan kasar. Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunahnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

Artinya: Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar. (HARI. Tirmidzi)

Demikian menjaga lisan agar tidak terjerumus ke neraka. Sebaik-baik perbuatan adalah menghindari perbuatan yang dibenci Allah Swt. Maka berakhlaklah yang mulia, sebab akan membawanya ke dalam surga.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus