Masjid Al-Omari, Masjid Tertua di Gaza Palestina

N Zaid - Palestina Masjid 04/04/2023
Foto: Wikiwand.
Foto: Wikiwand.

Oase.id -  Masjid Al-Omari terletak di pusat Gaza Lama dekat pasar lama, adalah masjid tertua di Kota Gaza. 
Komplek masjid ini mencakup area seluas 4100 meter persegi dan luas bangunan 1190 meter persegi. 

Masjid Al-Omari memiliki 38 tiang marmer yang indah dan kokoh, yang mencerminkan kemegahan arsitektur kuno di Kota Gaza. Awalnya, Masjid Agung adalah sebuah gereja yang didirikan oleh Ratu Bizantium Eudocia. 

Setelah penaklukan Islam atas wilayah tersebut, Palestina dibebaskan oleh pemimpin Muslim Umar ibn al-Aas, dan sebagian besar penduduknya masuk Islam, termasuk mayoritas penduduk di Gaza. Saat itulah Masjid Al-Omari dibangun di atas reruntuhan gereja Bizantium, dan dinamai Khalifah Omar Bin Al Khattab. 

Setelah periode ini, situs mengalami banyak konversi. Selama Periode Tentara Salib, Masjid diganti dengan katedral St. Yohanes Pembaptis bergaya Norman. Gereja tersebut kemudian tergabung dalam masjid Ayyubiyah dan Mamluk yang selanjutnya akan menempati situs tersebut.

Masjid ini kemudian dihancurkan oleh bangsa Mongol pada tahun 1260 M, namun dibangun kembali, hanya untuk runtuh lagi setelah gempa bumi pada akhir abad ke-13. Setelah gempa bumi, Masjid tersebut kembali diperbaiki, namun tidak mengalami restorasi seperti saat ini sampai Ottoman mengambil kendali pada abad ke-16. Saat Perang Dunia I, masjid juga mengalami kerusakan sehingga kembali dipugar pada 1925.

Arsitektur Masjid Al Omari saat ini melestarikan bagian dari sejarahnya yang bergejolak dan banyak inkarnasinya. Setiap restorasi situs telah melestarikan beberapa bagian dari bentuk sebelumnya. Hal ini terlihat pada fasadnya yang menampilkan lengkungan-lengkungan khas Tentara Salib. 

Dua dari tiga lorong utama Masjid juga diyakini mempertahankan beberapa bagian dari Katedral Tentara Salib sebelumnya. Menara Masjid yang mengesankan dibuat dalam gaya tradisional Mamluk, dengan menara segi delapan duduk di dasar persegi. Di dalam Masjid, lantainya terbuat dari ubin mengkilap dan pintu serta kubah dari marmer.

Masjid Agung ʿUmarī—termasuk koleksi manuskrip yang dimilikinya—masih dianggap berisiko mengalami kehancuran dan kerusakan potensial, karena ketidakstabilan politik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus