Hampir 200 pemukim Israel kembali memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa

N Zaid - Palestina 10/12/2025
Menurut laporan resmi, 182 pemukim ilegal memasuki area Al-Aqsa pada sesi pagi dan sore.  Foto: AP
Menurut laporan resmi, 182 pemukim ilegal memasuki area Al-Aqsa pada sesi pagi dan sore. Foto: AP

Oase.id - Ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa kembali mencuat pada Senin pagi, bukan hanya karena hadirnya hampir 200 pemukim Israel, tetapi juga karena cara otoritas keamanan setempat kembali memperlihatkan kontrol penuh mereka atas kawasan suci tersebut. Gubernur Yerusalem menyatakan bahwa tindakan tersebut berlangsung di bawah pengamanan ketat polisi Israel, menandai bagaimana aparat negara ikut membentuk dinamika di lokasi yang sensitif itu. Selama beberapa bulan terakhir, pola serupa muncul berulang kali dan memperdalam kekhawatiran masyarakat Yerusalem mengenai perubahan status quo.

Menurut laporan resmi, 182 pemukim ilegal memasuki area Al-Aqsa pada sesi pagi dan sore. Di dekat Kubah Batu, sebagian dari mereka melakukan ritual Talmud—praktik yang kerap dilihat masyarakat lokal sebagai simbol penetrasi dan klaim keagamaan di wilayah yang diperselisihkan. Lembaga-lembaga keagamaan di Yerusalem menilai bahwa pola kunjungan seperti ini bukan insiden terpisah, melainkan rangkaian tindakan terorganisasi yang berpotensi menggeser tata kelola tradisional di kompleks tersebut.

Selain arus pemukim, otoritas Israel juga membuka akses bagi 778 turis asing melalui gerbang yang dikendalikan polisi. Data ini melengkapi catatan sebelumnya yang menunjukkan ribuan pemukim serta puluhan ribu turis telah masuk ke area Al-Aqsa sepanjang November, menggambarkan bagaimana kontrol akses menjadi instrumen penting dalam tarik-menarik pengaruh di Yerusalem Timur.

Masjid Al-Aqsa—situs suci ketiga bagi umat Muslim—berada di wilayah yang dikuasai Israel sejak 1967 dan kemudian dianeksasi pada 1980, meski langkah tersebut tidak pernah diakui secara internasional. Sejak saat itu, akses menuju Al-Aqsa, terutama melalui Gerbang Maroko, berada di bawah manajemen penuh polisi Israel, yang memungkinkan pemukim dan kelompok-kelompok tertentu masuk secara rutin.

Berbagai lembaga di Yerusalem telah berulang kali memperingatkan bahwa ritual provokatif dan pola kunjungan terstruktur di area suci itu menjadi bagian dari upaya membentuk pembagian waktu dan ruang yang baru, serupa dengan yang terjadi di situs-situs sensitif lainnya di wilayah pendudukan. Sementara itu, Islamic Waqf sebagai otoritas pengelola kembali menegaskan bahwa seluruh kompleks seluas 144 dunum adalah wilayah ibadah eksklusif umat Muslim dan bahwa setiap tindakan yang mengganggu status quo hanya akan memperburuk ketegangan di kota yang sudah lama menjadi pusat sengketa tersebut.(AP)


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus