Masjid di Tepi Barat Dibakar Pemukim Israel, Dinding Dicoret Grafiti
Oase.id - Pemukim Israel membakar sebuah masjid dan mencoret tembok bagian luar bangunan itu di Tepi Barat yang diduduki, menurut pejabat Palestina, Kamis (13/11). Insiden tersebut terjadi sehari setelah pemerintah dan militer Israel mengeluarkan kecaman langka terhadap meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina.
Masjid Dibakar dan Al-Qur’an Hangus
Kementerian Luar Negeri Palestina di Ramallah melaporkan bahwa para pemukim membakar Masjid Hajja Hamida di dekat kota Deir Istiya pada malam hari.
Foto di lokasi menunjukkan bagian dalam masjid menghitam akibat asap dan beberapa mushaf Al-Qur’an tampak hangus terbakar.
Di tembok luar masjid, ditemukan grafiti berbahasa Ibrani bertuliskan antara lain “kami tidak takut,” “kami akan membalas lagi,” dan “teruslah mengecam” — pesan yang tampak menantang kecaman pemerintah Israel terhadap kekerasan pemukim.
Serangan Pemukim Meningkat
Pembakaran masjid ini menambah rangkaian serangan pemukim Israel yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir di Tepi Barat.
Pada Selasa, puluhan pemukim membakar kendaraan dan properti di desa Beit Lid dan Deir Sharaf. Militer Israel menyebut para pelaku kemudian melarikan diri ke kawasan industri dan menyerang tentara yang dikerahkan ke lokasi. Empat pemukim ditangkap, sementara empat warga Palestina terluka.
Reaksi Pejabat Israel dan AS
Serangan-serangan tersebut memicu kecaman dari sejumlah pejabat Israel.
Presiden Isaac Herzog mengecam keras aksi kekerasan itu dan meminta aparat bertindak tegas.
Kepala Staf Militer Israel, Letjen Eyal Zamir, menyebut tindakan pemukim itu “melampaui batas” dan mengalihkan perhatian pasukan dari tugas utama mereka.
Kekhawatiran juga datang dari Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa Washington khawatir ketegangan di Tepi Barat dapat berdampak pada upaya stabilisasi di Gaza.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum memberikan komentar atas rangkaian kekerasan terbaru ini.
Latar Belakang Kekerasan Pemukim
Lebih dari 500.000 warga Israel tinggal di permukiman di Tepi Barat, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Kekerasan meningkat sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat lebih dari 1.000 warga Palestina, termasuk militan, tewas dalam bentrokan dengan pemukim atau pasukan Israel sejak saat itu.
Data PBB menunjukkan setidaknya 264 serangan pemukim terjadi sepanjang Oktober 2025—angka tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2006.
Sementara itu, otoritas Israel mencatat 43 warga Israel, termasuk tentara, tewas akibat serangan Palestina di Tepi Barat.
Penuntutan terhadap pelaku kekerasan pemukim disebut sangat jarang dilakukan oleh otoritas Israel.
(ACF)