Kisah Mualaf Davina Karamoy: Hidayah Itu Datang Saat Sakit

Oase.id - Di balik senyumnya yang lembut dan ketenangan yang terpancar dari wajahnya, Davina Karamoy menyimpan sebuah kisah spiritual yang tak biasa. Aktris muda ini memutuskan menjadi mualaf pada tahun 2019—sebuah pilihan yang lahir dari pengalaman pribadi yang mendalam, bukan karena paksaan, apalagi ikut-ikutan.
“Semuanya berawal dari perjalanan batin,” ujar Davina kepada Raffi Ahmad dalam sebuah perbincangan santai yang hangat dan penuh maknadi YouTube Rans Entertainment.
Sebelum memeluk Islam, Davina dibesarkan dalam keluarga non-Muslim. Namun, perlahan-lahan, satu per satu anggota keluarganya menemukan Islam dengan jalannya masing-masing—kakak, adik, hingga ibunya. Davina menjadi orang terakhir di keluarganya yang memeluk Islam, setelah melalui proses yang panjang dan tak terduga.
Suatu hari, ketika ia masih memeluk agamanya yang lama, Davina mengalami sakit cukup parah. Demam tinggi hingga 39–40 derajat tak kunjung turun. Sang ibu kemudian memberinya bacaan dari surat Al-Isra ayat 43 sampai 46—yang ia sebut sebagai “surat benteng”. Meski belum bisa membaca Al-Qur’an dengan huruf Arab, Davina membaca versi Latinnya. Tak lama setelah itu, demamnya mereda.
“Di situ aku mulai mikir, kok bisa ya? Kok manjur banget,” kenangnya.
Pengalaman itu menjadi titik awal. Setelahnya, adiknya mulai mengajarinya cara berwudu. Pertama kali melakukannya, Davina merasakan kejadian ganjil.
“Tiba-tiba di tangan tuh kayak ada kerikil atau kotoran gitu. Padahal aku di rumah aja,” katanya dengan nada heran. “Aku mikir, kok aku sekotor ini ya?”
Perasaan itu mengusiknya. Ia mulai tertarik mempelajari lebih banyak tentang Islam, meski belum sepenuhnya memeluknya. Ia ikut salat, mulai menghafal surat-surat pendek seperti Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Fatihah.
Tak lama setelah itu, Davina mengalami perubahan besar dalam kariernya. Tawaran syuting yang sebelumnya hanya datang beberapa kali dalam setahun, tiba-tiba datang bertubi-tubi dalam seminggu.
“Dulu bisa enam bulan sekali baru syuting. Tiba-tiba seminggu bisa berkali-kali. Doa-doaku langsung seperti dijawab,” tuturnya.
Momen-momen itu menyadarkannya. Davina merasa hatinya mulai mantap. Ia akhirnya mengungkapkan niatnya kepada sang ibu, yang sudah lebih dulu menjadi Muslim. Bersama sang ibu, Davina mengurus administrasi dan membaca dua kalimat syahadat di Kantor Urusan Agama.
“Aku benar-benar datang sendiri, enggak dipaksa siapa-siapa,” tegasnya.
Kini, Davina menjalani hidup barunya sebagai seorang Muslimah dengan penuh keyakinan. Keputusannya menjadi mualaf adalah hasil dari perjalanan hati dan pengalaman spiritual yang tak bisa direncanakan.
“Rasanya seperti menemukan rumah,” ujarnya pelan.
(ACF)