Reaksi Nabi Muhammad saat Melihat Anak Yatim berbaju Lusuh di Hari Lebaran

Siti Mahmudah - Kisah Nabi dan Rasul Idulfitri 06/05/2022
Anak-anak (billycm_Pixabay)
Anak-anak (billycm_Pixabay)

Oase.id - Suatu ketika diceritakan dari Anas bin Malik Radiyallahu anhu (RA) dari Nabi ﷺ, bahwa pernah beliau keluar untuk melakukan salat ‘Ied, saat itu banyak anak-anak yang tengah bermain.

Di antara mereka ada seorang anak kecil yang duduk saja memandang kawan-kawannya. Pakaiannya compang-camping, dan dia menangis. Lalu ditanyailah anak tersebut oleh Rasul, “Hai anak, kenapa kau menangis sehingga kau tidak ikut bermain-main bersama mereka?”

Anak itu tidak mengetahui kalau yang bertanya itu Rasul, ia mengatakan kepada beliau, “Hai laki-laki, ayahku telah gugur di hadapan Rasul Allah pada perang anu, lalu ibuku kawin lagi dan memakan harta bendaku, kemudian suaminya telah mengusir aku dari rumahku sendiri, dan kini aku tak lagi mempunyai makanan, minuman, pakaian maupun rumah. Maka pada hari ini, ketika aku melihat anak-anak lain yang masih mempunyai ayah, aku merasakan betapa pedihnya tiada berbapak, oleh karenanya aku menangis.”

Lalu dipeganglah tangan anak kecil itu oleh Rasul seraya berkata, “Hai anak, sudikah kau bila aku menjadi ayahmu, sedang Aisyah menjadi ibumu, Ali pamanmu, Al-Hasan dan Al-Husain saudara laki-lakimu dan Fatimah saudara perempuanmu?”

Usai begitu, anak kecil itu mengenalnya bahwa laki-laki yang menanyainya itu adalah Rasulullah. Lalu anak tersebut menjawab, “Kenapakah aku tak sudi ya Rasul Allah?

Lantas, anak kecil itu dibawa oleh Rasul ke rumah kediamannya. Di sana dia diberi pakaian yang paling baik, disuruhnya makan sampai kenyang, dihias dan dibuatnya menjadi semerbak, hingga anak kecil itu tertawa riang gembira.

Banyak anak-anak lain yang melihatnya. Mereka bertanya, “Tadi kamu menangis, kenapa kamu sekarang bergembira?”

Dia menjawab, “Saya semula lapar dan sekarang sudah kenyang, saya telanjang sekarang berpakaian, saya sebagai yatim sekarang Rasulullah adalah sebagai ayah saya, Aisyah menjadi ibu saya, Hasan dan Husain menjadi dua saudara laki-laki saya, Ali menjadi paman saya, Fatimah menjadi saudara perempuan saya, maka bagaimana saya tidak bergembira?”

Anak-anak tersebut berkata, “Ah, seandainya ayah-ayah kita mati terbunuh pada jalan Allah ketika perang itu, tentu kita akan begitu.”

Tatkala Rasul meninggal dunia, anak kecil itu keluar seraya menaburkan abu ke atas kepalanya, meminta tolong sambil memekik, “Aku sekarang menjadi anak yang asing dan yatim lagi.” Lalu dipungutlah anak tersebut oleh sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Durratun Nashihin karya Umar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Al-Khaubawiy
 


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus