Begini Ekspresi Cinta Rasulullah kepada Tanah Air

Fera Rahmatun Nazilah - Nabi Muhammad Saw 10/08/2020
Photo by  jakman1 from Pixabay
Photo by jakman1 from Pixabay

Oase.id- Tepat pada Senin malam, 12 Rabiul Awal atau 20 April 570 M kabar gembira menyeruak di penjuru Makkah. Sang penutup para nabi, Muhammad Saw dilahirkan Aminah binti Wahab.

Makkah menjadi tempat pertama Muhammad Saw membuka mata serta ia menghabiskan selama masa kecilnya. Tak heran, jika putra Abdullah ini begitu mencintai tanah kelahirannya tersebut.

Meninggalkan tanah air

Sejak mengemban dakwah Islam, Rasulullah Saw seringkali dianiaya dan diintimidasi kalangan Musyrikin Makkah. Hingga kemudian Allah Swt menurunkan perintah hijrah.

Sejatinya, Rasulullah Saw sangat ingin menetap di Makkah. Beliau bahkan tak segan-segan mengekspresikan rasa cintanya kepada Makkah dengan berkata;

"Alangkah indahnya dirimu wahai Makkah dan alangkah cintanya diriku padamu. Seandainya kaumku tidak mengeluarkanku darimu, niscaya aku tidak akan menetap di selain tanahmu." (HR. Tirmidzi)

Baca juga: Rasa Cinta Nabi kepada Tanah Kelahirannya

 

Dalam riwayat lainnya digambarkan, tatkala Rasulullah Saw hendak meninggalkan Makkah dan hijrah ke Madinah, beliau berhenti sebentar di kawasan Hazwarah, di pasar Makkah, seraya bersabda;

“Demi Allah, (wahai kota Makkah), sesungguhnya engkau adalah negeri yang paling kucintai! Kalau bukan karena pendudukmu mengusirku, aku tidak akan meninggalkanmu (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Pakar Tafsir Al-Qur'an, Prof. M. Quraish Shihab dalam Jawabannya adalah Cinta mengemukakan, sebagian ulama menyatakan bahwa Allah Swt kemudian menghibur Rasulullah Saw dengan menurunkan ayat;

إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ

Sesungguhnya Allah yang menurunkan dan menugaskan menyampaikan al-Qur’an pasti akan mengembalikanmu ke tempat semula (yakni Makkah). (QS. al-Qashash: 85)

Kembali ke Tanah Air

Sejauh apapun pergi, kerinduan pada Tanah Air akan selalu hadir. Demikian pula Rasulullah Saw, beliau seringkali merindukan Makkah.

Hingga kemudian, pada tahun 8 Hijriyah, umat Islam berhasil menaklukkan Makkah tanpa pertumpahan darah. Rasulullah Saw berhasil kembali ke tanah kelahirannya.

Baca juga: Tahun Baru 1 Januari 630: Nabi Muhammad Membebaskan Kota Mekkah

 

Cinta kepada Makkah tak tergantikan

Sekian lama Rasulullah Saw menetap di Madinah usai hijrah, kecintaannya pada Makkah tak juga bisa tergantikan, beliau bahkan berdoa agar bisa mencintai Madinah sebagaimana beliau mencintai Makkah.

“Ya Allah, cintakanlah kepada kami kota Madinah sebagaimana cinta kami kepada Makkah, bahkan lebih.” (HR. Bukhari)

Madinah kemudian juga menjadi tempat yang begitu dicintai Nabi Muhammad Saw, tempat beliau menghembuskan nafas terakhir dan menutup usia.

Baca juga: Cara Rasulullah Memendam Kangen Kampung Halaman

 

Quraish Shihab menyatakan, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis ini, banyak ulama yang menemukan pandangan Al-Qur’an terhadap kedudukan tanah air dan kewajiban mencintainya.

Oleh karena itu, sebagaimana Rasulullah Saw mencintai Makkah, tempat kelahirannya. Umat Muslim juga hendaknya mencintai Tanah Airnya.


(SBH)
Posted by Sobih AW Adnan