Hal-hal yang Mustahil Dilakukan Nabi Muhammad, Apa Saja?
Oase.id - Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia pilihan yang memiliki sifat-sifat mulia dan sempurna dalam menjalankan tugas sebagai rasul Allah. Sebagai manusia utusan Allah, ada beberapa hal yang mustahil atau tidak mungkin terjadi pada diri beliau, baik dari segi akhlak, sifat, maupun tindakan. Hal ini berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadits, serta konsensus para ulama.
Mustahil Nabi Berdusta (Al-Kizb)
Salah satu sifat yang mustahil bagi Nabi Muhammad ﷺ adalah berbohong atau berdusta. Nabi adalah manusia yang senantiasa menjaga kebenaran dan amanah dalam segala hal. Allah menyebutkan bahwa Nabi diutus sebagai sosok yang jujur dan benar.
Dalil Al-Qur'an:
QS. An-Najm: 3-4
"Dan tidaklah yang diucapkannya (Al-Qur'an) itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)".
Ayat ini menegaskan bahwa semua yang keluar dari lisan Nabi Muhammad ﷺ, baik berupa Al-Qur'an maupun ucapan terkait syariat, bukanlah hasil dari hawa nafsunya atau kebohongan. Nabi tidak mungkin berdusta karena segala yang disampaikan adalah kebenaran dari Allah.
Dalil Hadits:
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Mustahil Nabi Berkhianat (Al-Khiyanah)
Nabi Muhammad ﷺ tidak mungkin berkhianat. Amanah adalah salah satu sifat utama yang dimiliki para nabi, dan Nabi Muhammad ﷺ dikenal sebagai "Al-Amin" (yang dapat dipercaya) sejak sebelum diangkat menjadi nabi.
Dalil Al-Qur'an:
QS. Al-An'am: 106
"Ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan (yang hak) selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."
Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ selalu mengikuti apa yang diwahyukan kepadanya dan tidak mungkin menyimpang atau berkhianat dari amanah yang diberikan Allah kepadanya.
Dalil Hadits:
Nabi ﷺ bersabda:
"Tidak beriman orang yang tidak amanah, dan tidak beragama orang yang tidak menepati janji." (HR. Ahmad)
Hadits ini menegaskan pentingnya sifat amanah, dan tentunya Nabi ﷺ adalah sosok yang paling amanah, sehingga mustahil beliau berkhianat.
Mustahil Nabi Bersifat Bodoh (Al-Jahl)
Nabi Muhammad ﷺ diberi ilmu yang sempurna dalam hal agama. Sebagai rasul, beliau mendapatkan wahyu dari Allah untuk membimbing umat manusia menuju kebenaran. Mustahil bagi seorang nabi untuk bersikap bodoh atau tidak mengetahui hal-hal penting terkait agama dan risalah yang diembannya.
Dalil Al-Qur'an:
QS. An-Nisa: 113
"Dan Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dan hikmah kepadamu (Muhammad), dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar."
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad ﷺ segala sesuatu yang beliau butuhkan dalam menjalankan tugas kerasulannya, sehingga tidak mungkin beliau bersifat bodoh.
Dalil Hadits:
Nabi ﷺ bersabda:
"Aku tidak meninggalkan sesuatu pun yang dapat mendekatkan kalian ke surga dan menjauhkan kalian dari neraka, kecuali aku telah mengajarkannya kepada kalian." (HR. Ahmad)
Ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad ﷺ memiliki ilmu yang lengkap dalam hal agama dan mustahil bersifat bodoh.
Mustahil Nabi Melakukan Perbuatan Sia-Sia (Al-Laghw)
Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang selalu menjaga setiap perbuatannya agar bernilai ibadah dan sesuai dengan tuntunan Allah. Melakukan perbuatan sia-sia atau hal yang tidak bermanfaat adalah mustahil bagi beliau.
Dalil Al-Qur'an:
QS. Al-Ahzab: 21
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..."
Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan. Tidak mungkin beliau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat atau sia-sia.
Dalil Hadits:
Nabi ﷺ bersabda:
"Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi)
Nabi tentu saja adalah orang yang paling sempurna dalam melaksanakan ajaran Islam, sehingga mustahil bagi beliau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Mustahil Nabi Bersifat Ghuluw (Berlebihan dalam Beragama)
Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang moderat dan seimbang dalam menjalankan agama. Beliau mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan (ghuluw) dalam beribadah atau dalam aspek kehidupan lainnya.
Dalil Al-Qur'an:
QS. Al-Baqarah: 143
"Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan..."
Nabi Muhammad ﷺ sebagai pembimbing umat yang adil dan moderat tentu tidak mungkin bersikap berlebihan dalam beragama.
Dalil Hadits:
Nabi ﷺ bersabda:
"Jauhilah oleh kalian sikap ghuluw (berlebihan) dalam agama, karena sesungguhnya yang menghancurkan umat-umat sebelum kalian adalah sikap ghuluw dalam agama." (HR. Nasa'i)
Nabi sendiri mengingatkan umatnya agar tidak berlebihan, menunjukkan bahwa mustahil bagi beliau untuk bersikap ghuluw.
Sifat-sifat mustahil bagi Nabi Muhammad ﷺ didasarkan pada keistimewaan beliau sebagai rasul yang memiliki sifat wajib, yaitu jujur (shidiq), amanah, menyampaikan (tabligh), dan cerdas (fathanah). Sifat-sifat ini menegaskan bahwa tidak mungkin beliau ﷺ berdusta, berkhianat, bodoh, melakukan perbuatan sia-sia, atau bersikap berlebihan dalam menjalankan ajaran agama. Segala perilaku dan tindakan Nabi ﷺ adalah teladan sempurna bagi umat Islam, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an dan hadits.
(ACF)