Perkuat Tata Kelola dan Kesehatan, Kemenag Latih Pesantren Terapkan PHBS
Oase.id - Upaya memperkuat peran pesantren sebagai pusat pendidikan yang sehat dan berdaya terus dilakukan Kementerian Agama. Melalui Direktorat Pesantren, puluhan pengelola pesantren dibekali kemampuan manajemen usaha, pengelolaan lingkungan, hingga penguatan kesehatan komunitas berbasis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penguatan tersebut dikemas dalam Workshop Manajemen Pengelolaan Pesantren yang digelar selama tiga hari, 12–14 Desember 2025, di Tangerang. Kegiatan ini diikuti oleh 38 peserta dari berbagai pondok pesantren serta unsur Direktorat Pesantren. Workshop menghadirkan narasumber dari Tim Konsultan serta sejumlah direktorat di Kementerian Kesehatan, antara lain Direktur Penyehatan Lingkungan, Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga, serta Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Komunitas. Para pemateri dipilih sesuai kompetensi dan relevansi tema.
Mewakili Direktur Pesantren Basnang Said, Kepala Subdirektorat Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Suwardi menegaskan bahwa penguatan manajemen lingkungan dan kesehatan di pesantren merupakan kebutuhan mendesak.
“Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua dengan karakteristik khas. Namun, tata kelolanya perlu terus diperkuat agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ujar Suwardi di Tangerang, Jumat (12/12/2025).
Ia menambahkan, pendekatan kolaboratif lintas sektor menjadi kunci dalam membangun sistem manajemen kesehatan pesantren yang kontekstual dan berkelanjutan.
“Kami mendorong terbangunnya manajemen kesehatan pesantren yang berakar pada nilai-nilai keislaman, namun tetap adaptif dan berorientasi jangka panjang,” katanya.
Sementara itu, Kasubtim Subdit Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat, Zidal Huda, menyampaikan bahwa workshop ini dirancang sebagai ruang belajar sekaligus koordinasi bersama. Menurutnya, kegiatan ini menghadirkan perspektif pemberdayaan masyarakat yang komprehensif, dipadukan dengan materi teknis dari Kementerian Kesehatan terkait pola hidup sehat dan pengelolaan lingkungan pesantren.
“Ini adalah kolaborasi strategis untuk membangun model kesehatan pesantren yang utuh,” tegas Zidal.
Selama pelatihan, peserta menerima berbagai materi, mulai dari Model Pemberdayaan Masyarakat Pesantren, Manajemen Lingkungan dan Sanitasi, Pelayanan Kesehatan Keluarga Maslahah, hingga strategi Membangun Budaya Hidup Bersih dan Sehat secara sistemik dan kultural. Workshop ditutup dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut pengelolaan pesantren.
Kegiatan ini juga dilengkapi dengan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, tokoh pesantren, serta lembaga yang fokus pada isu kesehatan komunitas dan pemberdayaan pesantren. Forum ini menjadi sarana berbagi pengalaman sekaligus menyusun langkah strategis bersama.
Para narasumber menekankan bahwa tantangan utama pengelolaan kesehatan pesantren bukan lagi pada aspek pengetahuan, melainkan pada upaya menumbuhkan kesadaran kolektif seluruh warga pesantren.
“Kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan lingkungan harus menjadi tanggung jawab bersama, bukan semata tugas pengelola,” ungkap salah satu narasumber.
Workshop ditutup oleh Direktur Pesantren Basnang Said, yang kembali menekankan pentingnya kolaborasi dan implementasi nyata pengelolaan lingkungan pesantren. Menurutnya, tata kelola pesantren ideal harus tercermin dari lingkungan fisik yang bersih, hijau, dan nyaman, sejalan dengan kebijakan ekoteologi yang digaungkan Menteri Agama.
“Transformasi pesantren tidak hanya soal manajemen, tetapi juga pengelolaan keuangan yang transparan dan keteladanan dari kiai pengasuh. Nilai hidup bersih dan sehat harus benar-benar ditanamkan dan dipraktikkan,” pungkasnya.
(ACF)