Kemenag dan Microsoft Latih 50 Ribu Guru dan Santri untuk Kuasai AI

N Zaid - Pesantren 21/10/2025
Kemenag dan Microsoft Latih 50 Ribu Guru dan Santri untuk Kuasai AI. Foto: Pixabay
Kemenag dan Microsoft Latih 50 Ribu Guru dan Santri untuk Kuasai AI. Foto: Pixabay

Oase.id  - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Microsoft Indonesia meluncurkan program pelatihan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang diikuti oleh 50 ribu guru dan santri dari 512 pesantren di seluruh Indonesia. Langkah ini menjadi upaya strategis untuk menciptakan sistem pembelajaran yang inklusif, modern, dan berdaya saing di lingkungan pesantren.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, menyebut program ini sebagai bentuk apresiasi negara bagi dunia pesantren.

“Terima kasih, karena ini merupakan kado negara untuk para santri. Dua hari sebelum Hari Santri tahun 2025 ini, akan dilaksanakan pelatihan bagi 50 ribu guru dan santri dari 512 pesantren,” ujar Basnang di Kantor Microsoft Indonesia, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Basnang menjelaskan, pesantren memiliki potensi besar dalam pengembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan. Namun, kontribusi nyata baru bisa terwujud jika pesantren turut aktif memperkaya ruang digital dengan sumber pengetahuan keislaman.

“Tantangan kita saat ini adalah bagaimana sistem AI dapat membantu pembelajaran bahasa Arab dan kitab kuning. Namun, itu hanya bisa terjadi jika ada banyak pihak yang memberikan input data. Karenanya, pesantren harus berperan aktif sebagai lembaga yang memberikan masukan ke dalam sistem pengetahuan digital,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, menegaskan komitmen perusahaan untuk menghadirkan akses teknologi AI yang inklusif dan bertanggung jawab.

“Microsoft berkomitmen untuk membuka akses AI secara inklusif dan terjangkau, agar santri tidak tertinggal dalam perkembangan zaman dan mampu bersaing secara global,” tegas Dharma.

Menurut Dharma, pelatihan ini akan dimulai dengan pelatihan 50.000 guru di lingkungan pesantren melalui program AI Teaching Power.

“Dan khusus pada kesempatan hari ini, melalui AI Teaching Power, kami menargetkan melatih 50.000 guru di lingkungan pesantren pada tahap pertama,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dalam penggunaan teknologi.

“Pesantren tidak boleh tertinggal zaman. Pesantren harus ikut berperan dalam kemajuan teknologi, sambil tetap menjunjung tinggi nilai, rasa ingin tahu, dan semangat belajar sepanjang hayat,” ungkapnya.

Dharma menambahkan, AI bukanlah pengganti manusia, melainkan alat untuk memperkuat peran guru.

“Kami tegaskan, AI tidak akan pernah menggantikan peran manusia, apalagi peran guru. Sebaliknya, AI hadir untuk memperkuat dan memperluas dampak positif peran guru sebagai pemimpin dan penanam nilai,” pungkasnya.

Ia berharap, kerja sama antara Kemenag dan Microsoft ini menjadi awal baru bagi dunia pesantren untuk memasuki era pembelajaran berbasis teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan.

“Melalui kerja sama ini, kita membuka babak baru bagi pembelajaran di pesantren. Hari ini adalah langkah awal menuju terobosan pendidikan berbasis teknologi AI yang inklusif dan bernilai,” tuturnya.

Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari Staf Khusus Wakil Presiden RI, Achmad Adhitya, yang menilai pesantren sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional.

“Ketika saya pertama kali mendengar bahwa Microsoft memiliki visi untuk membangun pelatihan bagi kalangan pesantren, saya sangat antusias,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kolaborasi pesantren dengan teknologi dapat membawa dampak besar bagi transformasi pendidikan di Indonesia.

“Pesantren sudah lama menjadi bagian dari masyarakat kita, mengakar kuat sejak puluhan tahun lalu dan memiliki sejarah panjang. Jika kekuatan pesantren ini dapat dikolaborasikan dengan teknologi AI, saya yakin akan terjadi transformasi yang sangat signifikan,” tuturnya.

Acara peluncuran program ini turut dihadiri oleh Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Perekonomian, Pariwisata, dan Transformasi Digital Sekretariat Wapres Dyah Kusumastuti, Wakil Sekjen PBNU Najib Azka, serta Kepala Badan Pengembangan SDM Komunikasi dan Digital Bonifasius Wahyu Pudjianto.


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus