Global Index: Muhammad Menjadi Nama Terpopuler di Dunia Tahun 2023
Oase.id - Survei Global Index baru-baru ini menemukan bahwa nama Muhammad sekali lagi menjadi nama depan paling populer di dunia, mencapai total 133.349.300 penerima.
Popularitas yang luar biasa ini menggarisbawahi daya tarik besar nama tersebut di dalam dan di luar komunitas Islam.
Muhammad adalah nama dengan makna sejarah dan agama yang mendalam. Itu berasal dari bahasa Arab dan berarti "layak dipuji". Muslim di seluruh dunia menghargai Muhammad sebagai nabi terakhir Islam. Ajaran dan perbuatannya didukung dalam Al-Qur'an dan menjadi pedoman bagi jutaan umat Islam.
Popularitas nama Muhammad melampaui pengabdian agama dan praktik dalam masyarakat Islam. Untuk menghormati dan menunjukkan cinta terhadap Nabi shallallahu alaihi wasallam, banyak keluarga memilih Muhammad sebagai nama untuk anak mereka.
Iman dan penghormatan terhadap Nabi terakhir Islam memotivasi orang tua untuk memilih nama untuk bayi mereka yang baru lahir dengan harapan masa depan yang sejahtera dan diberkati.
Salah satu alasan popularitas nama ini adalah kepercayaan sebagian umat Islam bahwa menamai anak dengan nama Muhammad membawa berkah dan keberuntungan. Namun terkait keutamaan khusus terkait penggunaan nama Muhammad, dinilai tidak memiliki dasar dalil yang kuat. Ada pun hadits-haditsnya, adalah hadits palsu.
Ustaz dr. Raehanul Bahraen di laman muslim.or.id menukil dua hadits yang biasanya dijadikan sandaran untuk meyakini memberi nama Muhammad memiliki keutaman khusus.
Dua hadits itu adalah:
1. “Barang siapa yang mempunya empat orang anak kemudian tidak memberikan nama salah seorang dari mereka dengan nama ‘Muhammad’, maka tidak masuk rasa kecintaan kepada (nabi) Muhammad dalam hatinya.”
2. “Barang siapa yang mempunyai anak kemudian diberi nama ‘Muhammad’ dalam rangka mencari keberkahan, maka dia dan anaknya akan berada di surga”
"Hadits di atas di nilai palsu oleh banyak ulama seperti Imam Adz-Zahabi dalam Talkhis kitab Al-Maudhu’aat, Ibnul Qayyim dalam Al-Manarul Munif , syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ad-Dha’ifah dan ulama lainnya," papar Raehanul.
Bahkan hadits -hadits yang menceritakan tentang keutamaan bernama dengan “Muhammad” tidak shahih semuanya. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan,
“Ini adalah hadits dusta dan palsu, bukan perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukanlah termaduk sunnah yang suci. Semua hadits-hadits mengenai hal ini (keutamaan bernama dengan ‘Muhammad’) tidak ada dasarnya untuk dibilang shahih. Yang menjadi patokan adalah mengikuti ajaran nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan mengikuti namanya. Betapa banyak orang yang bernama Muhammad akan tetapi kelakuannya tidak baik karena tidak mengikuti ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak patuh terhadap syariat. Nama tidak mensucikan orang, yang mensucikannya adalah amal shalih dan takwa kepada Allah.”
Adapun hadits shahih Bukhari-Muslim berikut,
"Silakan memberi nama dengan namaku, namun jangan ber-kun-yah dengan kun-yah-ku. Kun-yah-ku adalah Abul Qasim.”
"Ulama menunjukkan hanya kebolehannya saja karena setelahnya ada larangan agar tidak bernama dengan nama kun-yah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam," ungkap Ustaz Raehanul.
(ACF)