Rawasheen: Simbol Kecerdikan Arsitektur dan Warisan Kota Tua Al-Wajh

N Zaid - Tempat bersejarah di Arab Saudi 07/08/2025
Foto: SPA
Foto: SPA

Oase.id - Di jantung kota tua bersejarah Al-Wajh, rawasheen—balkon kayu berukir indah—menjadi simbol abadi warisan arsitektur dan kecerdikan iklim Arab Saudi.

Struktur elegan yang menjulang ini dulunya berjajar di rumah-rumah penduduk pesisir, menawarkan lebih dari sekadar keindahan estetika. Dihiasi dengan pola arabesque yang rumit dan desain geometris yang saling bertautan, rawasheen memiliki fungsi vital: menyejukkan rumah di tengah teriknya musim panas.

Desainnya memungkinkan udara luar bersirkulasi dengan bebas sekaligus melindungi interior dari sinar matahari langsung, berfungsi sebagai sistem ventilasi alami jauh sebelum adanya AC modern. Di puncak musim panas, mereka berubah menjadi penghalang pelindung yang menyambut angin Laut Merah dan menawarkan keteduhan serta kenyamanan bagi penduduk.

Arsitektur rawasheen ini berasal dari tradisi Hijazi yang juga terlihat di kota-kota bersejarah lain seperti Jeddah dan Yanbu. Di Jeddah, misalnya, rawasheen dikenal sebagai ciri khas bangunan di kawasan Al-Balad, yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2014. Di sana, balkon kayu ini sering kali dibuat dari kayu jati India yang dibawa oleh para pedagang melalui rute perdagangan Laut Merah.

Kota tua Al-Wajh sendiri menyimpan sejarah yang tak kalah penting. Dengan pelabuhannya yang terawat, tembok-tembok kuno, kastil, dan bangunan bersejarah, Al-Wajh menjadi bukti keahlian teknik pembangunan dan kekayaan warisan budaya di wilayah tersebut. Salah satu bangunan bersejarah yang menonjol adalah Benteng Al-Wajh (Qal'at Al-Wajh), yang dibangun pada abad ke-19 dan dahulu berfungsi sebagai titik pertahanan penting terhadap ancaman dari laut.

Dulu dikenal sebagai pelabuhan Hegra (Mada’in Saleh), lokasi strategis Al-Wajh di pesisir utara Laut Merah memainkan peran kunci dalam membentuk warisan budaya dan arsitekturnya. Kota ini juga menjadi salah satu titik penting dalam jalur ziarah haji dari Levant (Suriah dan sekitarnya) ke Mekah pada masa Kekhalifahan Ottoman.

Kini, dengan berbagai inisiatif pelestarian dari pemerintah Arab Saudi melalui program Saudi Vision 2030, kota tua Al-Wajh termasuk dalam proyek revitalisasi kawasan bersejarah untuk mengangkat kembali identitas budaya sekaligus menarik wisatawan.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus