Tak Perlu Lagi Pinjol! Kemenag dan Baznas Tawarkan Pinjaman Tanpa Bunga Lewat Masjid

N Zaid - Zakat 08/10/2025
 Kemenag dan Baznas Tawarkan Pinjaman Tanpa Bunga Lewat Masjid. Ilustrasi: Pixabay
Kemenag dan Baznas Tawarkan Pinjaman Tanpa Bunga Lewat Masjid. Ilustrasi: Pixabay

Oase.id - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Baznas Microfinance Masjid Berdaya Berdampak (BMM Madada). Program ini bertujuan memperkuat pemberdayaan ekonomi umat sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman online (pinjol).

Peluncuran dilakukan dalam acara Madada Festival yang digelar Subdit Kemasjidan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag RI, dikutip laman Kemenag, Selasa (7/10/2025).

Masjid Sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi dan Sosial

Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi MADADA (Masjid Berdaya dan Berdampak).

Konsepnya adalah menjadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga motor penggerak kesejahteraan sosial dan ekonomi.

“Masjid berdaya adalah masjid yang memiliki kapasitas dan sumber daya untuk bertindak, sementara masjid berdampak adalah masjid yang mampu menghadirkan perubahan positif bagi lingkungannya,” ujar Abu.

Ia menekankan pentingnya transformasi fungsi masjid agar tetap relevan di era modern. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Baznas, LAZ, BWI, BPJS, CSR perusahaan, hingga ormas Islam, masjid diharapkan bisa menjadi pusat inovasi sosial dan ekonomi bagi jamaah.

Pinjaman Tanpa Bunga untuk Umat Produktif

Program BMM Madada dirancang sebagai pembiayaan lunak tanpa bunga yang disalurkan langsung melalui masjid. Setiap masjid bisa menyalurkan pinjaman hingga Rp150 juta kepada warga yang memiliki potensi atau kapasitas usaha.

Abu menjelaskan, tujuan utama program ini bukan sekadar memberi bantuan, tetapi mengubah penerima manfaat menjadi muzaki (pemberi zakat).

“Dulu mereka hanya menerima bantuan, kini mereka bisa berperan sebagai pemberi. Banyak cerita sukses yang muncul dari program ini,” katanya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa program ini juga membangun ekosistem usaha kecil berbasis masjid agar masyarakat tidak lagi bergantung pada pinjol berbunga tinggi.

“Program ini bukan sekadar bantuan, tapi investasi untuk kemandirian ekonomi umat,” tegas Arsad.

Masjid Hijau dan Program Edukasi Keagamaan

Selain bidang ekonomi, BMM Madada juga menekankan peran masjid dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat edukasi keagamaan lintas generasi.

Abu Rokhmad menuturkan, masjid berdaya juga berarti masjid yang peduli lingkungan, termasuk lewat program penghijauan dan penanaman pohon di sekitar masjid percontohan.

“Masjid harus bersih, indah, dan hijau. Ini bagian dari bentuk dakwah yang kontekstual,” ujarnya.

Di sisi lain, Kemenag juga meluncurkan program Fasolatan, yaitu kegiatan pengajian khusus untuk generasi baby boomers dan lansia agar tetap aktif secara spiritual.

“Generasi baby boomers antusias belajar agama, sedangkan Gen Z literasinya tinggi tapi praktik ibadahnya belum optimal. Program Fasolatan menjembatani hal ini,” jelas Abu.

Menurut Arsad, Fasolatan juga membuka ruang interaksi lintas generasi di masjid. Generasi tua bisa menularkan pengalaman ibadah, sementara generasi muda memperoleh literasi keagamaan yang relevan dengan kehidupan masa kini.

Membangun Ekosistem Masjid Berdaya di Seluruh Indonesia

Kemenag berharap BMM Madada dapat menjadi model nasional masjid berdaya dan berdampak, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan jamaah tetapi juga membangun peradaban Islam yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan dukungan lembaga zakat, pemerintah, dan masyarakat, masjid diharapkan bisa menjadi pusat ekonomi umat, pelestari lingkungan, serta ruang edukasi spiritual bagi semua kalangan.
 


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus