Mengapa Abu Thalib yang Terpilih untuk Merawat Nabi Muhammad Kecil?

Octri Amelia Suryani - Nabi Muhammad Saw Kisah Nabi dan Rasul 09/09/2021
Gambar oleh Yusuf Seyhan dari Pixabay
Gambar oleh Yusuf Seyhan dari Pixabay

Oase.id - Nabi Muhammad ﷺ lahir pada 12 Rabiul Awal yang disebut juga Tahun Gajah di Makkah. Ayahnya bernama Abdullah bin 'Abdul Muthalib yang berprofesi sebagai pedagang. Sementara ibunya bernama Aminah binti Wahb. Beliau adalah keturunan Bani Hasyim jika dilihat dari garis keturunan sang ayah.

Rasulullah ﷺ terlahir sebagai anak yatim, karena dua bulan sebelum kelahiran beliau, sang ayah meninggal saat sedang melakukan perjalanan dagang. Lalu menyusullah sang ibu sewaktu beliau masih kanak-kanak. Ibu Nabi wafat karena sakit.

Setelah menjadi yatim piatu, Nabi diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Tetapi, hanya menghabiskan waktu dua tahun sang kakek pun wafat karena sudah usia lanjut. Setelah itu, Nabi Muhammad ﷺ dirawat oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Sejak belia beliau menggembala kambing dan mengikuti jejak pamannya sebagai pedagang.

"Innaka laminal mursalin" dalam tafsir surat Yasin menerangkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ memiliki 12 paman. Delapan orang tidak diketahui keberadaannya, sementara yang empat lagi adalah Hamzah, Abbas, Abu Thalib, dan Abu Lahab.

Pada kitab tafsir tersebut dijelaskan juga bahwa sebelum Abdul Muthalib wafat, ia memanggil putra-putranya yang merupakan paman Nabi Muhammad ﷺ. Abdul Muthalib bertanya kepada paman-pamannya tersebut terkait siapa yang sanggup untuk mengasuh, merawat dan mendidik Nabi Muhammad ﷺ.

Paman yang pertama kali menawarkan diri adalah Abu Lahab. Ia berkata bahwa dirinya akan sanggup untuk mengasuh, merawat dan mendidik Nabi ﷺ sesuai dengan wasiat dan seperti perlakuan Abdul Muthalib kepada Nabi ﷺ. Namun, Abdul Muthalib memiliki keraguan, karena beliau mempertimbangkan harta kekayaan dan jabatan yang dimiliki Abu Lahab.

Menurut Abdul Muthalib, hal tersebut dapat membawa diri menjadi seorang yang kurang penyayang terhadap orang lain. Oleh karena itu, Abdul Muthalib tidak menyerahkan Nabi ﷺ kepada Abu Lahab.

Kemudian Hamzah langsung menyatakan kesanggupannya. Akan tetapi, kembali Abdul Muthalib menolak. Menurutnya, Hamzah lebih bagus dan lebih cocok jika menjadi penolong Nabi ﷺ ketika susah dan ketika sedih. Karena Hamzah itu tidak memiliki anak, sehingga tidak mengenal karakteristik anak kecil.

Mendengar ada kriteria punya anak, lalu Abbas menawarkan diri. Karena Abas adalah paman Nabi Muhammad ﷺ yang memiliki banyak anak. Tapi, Abdul Muthalib sekali lagi menolak tawaran Abbas karena anaknya teralu banyak. Abdul Muthalib khawatir nanti Nabi ﷺ kurang mendapat perhatian dan kasih sayang darinya, sehingga Nabi akan terlantar.

Terakhir Abu Thalib berdiri dan berkata bahwa dirinya sanggup untuk melayani, merawat, melindungi, dan mendidik Muhammad ﷺ kecil dengan sebaik-baiknya perhatian, pelayanan dan pendidikan melebihi yang dia berikan kepada anaknya. Dengan catatan sesuai kemampuan dan selama dia masih hidup.

Lalu Abdul Muthalib tersenyum, dan berkata kepada Abu Thalib bahwa dirinya memang layak dan pantas untuk merawat, mengasuh, melindungi dan mendidik Muhammad ﷺ. Tetapi Abdul Muthalib tetap bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ, apakah Dia mau atau tidak bersama Abu Thalib.

Abdul Muthalib memanggil Nabi Muhammad ﷺ kecil dan bermusyawarah serta bertanya terkait kesiapan pengasuhan Abu Thalib padanya atau lebih memilih paman-pamannya yang lain?

Setelah musyawarah antara Abdul Muthalib dan Nabi Muhammad ﷺ selesai, lalu beliau dibawa ke hadapan paman-pamannya. Dan memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ memilih sendiri terkait siapa yang lebih pantas menurut dirinya di antara para pamannya itu. Setelah Nabi Muhammad ﷺ berdiri dan menghadap para pamannya, lalu beliau memeluk Abu Thalib. Hal itu menandakan bahwa dirinya memilih dan ingin diasuh serta dididik di bawah asuhan Abu Thalib.

Melihat hal itu, Abdul Muthalib merasa senang karena pendapat Abdul Muthalib sesuai dengan pendapat Muhammad kecil terkait orang yang benar-benar layak untuk mengasuhnya itu. Kemudian dengan sepenuhnya Abdul Muthalib menyerahkan pengasuhan Muhammad kecil kepada Abu Thalib. Dengan demikian, sangat wajar kalau kafir Quraisy menyebut Muhammad ﷺ sebagai anak yatimnya Abu Thalib.

Berdasarkan kisah ini, ternyata tidak semua pamannya mendapatkan kesempatan untuk merawat Nabi Muhammad ﷺ selain Abu Thalib. Meskipun semua pamannya menginginkan untuk menjadi pengasuh, perawat, pelindung, dan pendidik Muhammad kecil.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fondasi utama dalam sebuah pendidikan, demi menghasilkan anak yang bermutu dan memiliki kredibilitas yang tinggi adalah kasih sayang. Hal ini dapat dilihat dari cara Abdul Muthalib dalam menyeleksi anak-anaknya untuk menjadi pengasuh Nabi Muhammad ﷺ.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus