Kisah Anak Abu Jahal Bukti Hidayah Bisa Datang Kepada Siapa Saja
Oase.id - Abu Jahal, salah satu tokoh paling terkenal dari kalangan kaum Quraisy, dikenal sebagai musuh besar Islam dan Rasulullah ﷺ. Nama aslinya adalah Amr bin Hisham, dan dia adalah seorang pemimpin yang sangat disegani di Makkah. Gelar “Abu Jahal” yang berarti “Bapak Kebodohan” diberikan oleh Rasulullah ﷺ karena kekerasannya terhadap dakwah Islam dan sikapnya yang keras kepala dalam menentang kebenaran. Meskipun Abu Jahal mati dalam kekafiran dan kebenciannya terhadap Islam, cerita anaknya, Ikrimah bin Abu Jahal, menunjukkan bagaimana hidayah Allah bisa merubah hati seseorang.
Abu Jahal adalah salah satu pemimpin Quraisy yang paling vokal menentang dakwah Rasulullah ﷺ. Dia terlibat dalam berbagai konspirasi dan tindakan kekerasan terhadap kaum Muslimin, termasuk menyiksa para sahabat Nabi, menghina Rasulullah ﷺ, dan merencanakan pembunuhannya. Abu Jahal memiliki pengaruh besar di kalangan Quraisy dan sering menggunakan kekuasaannya untuk menindas siapa saja yang mengikuti ajaran Islam.
Pada Perang Badar (tahun 2 H), Abu Jahal akhirnya tewas di tangan kaum Muslimin. Kematian Abu Jahal menandai berakhirnya salah satu musuh paling berbahaya Islam, namun keluarganya, termasuk putranya Ikrimah, masih berada dalam kekafiran pada saat itu.
Ikrimah bin Abu Jahal, awalnya mengikuti jejak ayahnya dalam menentang Islam. Ikrimah adalah seorang pejuang Quraisy yang gagah berani dan turut serta dalam berbagai pertempuran melawan kaum Muslimin. Setelah ayahnya tewas dalam Perang Badar, kebenciannya terhadap Islam semakin kuat, dan ia terus berusaha melawan kaum Muslimin.
Namun, ketika Rasulullah ﷺ dan para sahabat menaklukkan Makkah dalam peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan Makkah), banyak tokoh Quraisy yang memeluk Islam. Ikrimah, yang sangat khawatir akan keselamatannya karena perlawanan kerasnya terhadap Islam, berusaha melarikan diri. Dia berniat melarikan diri ke Yaman untuk menghindari balas dendam dari kaum Muslimin.
Istri Ikrimah, Ummu Hakim, yang sudah lebih dulu memeluk Islam, meminta perlindungan dari Rasulullah ﷺ untuk suaminya. Rasulullah ﷺ, yang dikenal dengan kemaafan dan kemurahan hatinya, memberikan jaminan keamanan bagi Ikrimah. Ummu Hakim kemudian mengejar suaminya dan berhasil meyakinkannya untuk kembali ke Makkah dan memeluk Islam.
Taubat dan Keberanian Ikrimah
Ikrimah akhirnya kembali ke Makkah dan menghadap Rasulullah ﷺ dengan penuh rasa penyesalan. Dia kemudian memeluk Islam dengan tulus dan berjanji untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Rasulullah ﷺ menyambutnya dengan penuh kasih dan memaafkannya, meskipun Ikrimah pernah menjadi salah satu musuh utama kaum Muslimin.
Setelah masuk Islam, Ikrimah berubah menjadi seorang Muslim yang taat dan berani. Ia mengikuti berbagai pertempuran di bawah panji Islam dan menunjukkan keberanian yang luar biasa. Salah satu pertempuran yang paling terkenal adalah Perang Yarmuk, di mana Ikrimah berjuang dengan gagah berani melawan pasukan Romawi. Dalam perang ini, Ikrimah terluka parah, namun semangat jihadnya tetap menyala.
Ikrimah akhirnya meninggal dunia sebagai seorang syahid, mempersembahkan hidupnya demi membela Islam yang dulu dia tentang. Perjalanan hidupnya menunjukkan transformasi luar biasa dari seorang kafir yang keras kepala menjadi seorang pejuang Islam yang penuh dedikasi.
Kisah Abu Jahal dan Ikrimah bin Abu Jahal menggambarkan perbedaan sikap antara seorang yang mati dalam kekafiran dan seorang yang mendapatkan hidayah Allah. Abu Jahal dikenang sebagai musuh besar Islam, sedangkan Ikrimah bin Abu Jahal dikenang sebagai seorang mujahid yang mati syahid dalam membela agama Allah. Kisah ini menjadi pengingat bahwa siapa pun bisa berubah, dan hidayah Allah bisa datang kapan saja kepada orang yang dikehendaki-Nya.
(ACF)