Kisah Abu Hurairah dan Setan yang Mencuri Makanan Zakat

N Zaid - Sahabat Nabi Muhammad 27/07/2025
ilustrasi. Foto: Pixabay
ilustrasi. Foto: Pixabay

Oase.id - Pada masa Rasulullah ﷺ, terdapat sebuah peristiwa luar biasa yang dialami oleh Abu Hurairah RA—seorang sahabat Nabi yang dikenal karena hafalan haditsnya yang luar biasa. Ia pernah ditugaskan menjaga makanan zakat Ramadhan, dan dari tugas ini muncul kisah yang tak hanya mengejutkan, tetapi juga memberi pelajaran spiritual yang mendalam bagi umat Islam hingga hari ini.

Pencuri Makanan Zakat
Abu Hurairah RA menceritakan bahwa suatu malam, ketika ia sedang menjaga gudang makanan zakat, tiba-tiba datang seseorang yang mencuri segenggam makanan. Abu Hurairah langsung menangkapnya dan berkata,
"Sungguh, aku akan membawamu kepada Rasulullah ﷺ!"

Namun, si pencuri meratap memohon ampun, mengaku lapar, dan mengatakan punya anak-anak yang perlu diberi makan. Hati Abu Hurairah luluh. Ia pun melepaskannya.

Keesokan harinya, ia menceritakan hal itu kepada Rasulullah ﷺ. Namun Nabi bersabda,
"Ia akan kembali lagi malam ini."

Ternyata benar. Malam berikutnya, orang itu datang lagi mencuri. Abu Hurairah menangkapnya untuk kedua kali. Tapi sekali lagi, si pencuri merayu dan beralasan serupa. Abu Hurairah pun kembali melepasnya.

Rasulullah ﷺ, saat diberitahu keesokan harinya, kembali bersabda:
"Ia akan datang lagi malam ini."

Rahasia Doa Perlindungan
Malam ketiga, orang itu benar-benar datang kembali. Kali ini Abu Hurairah lebih tegas dan hendak menyeretnya ke hadapan Nabi. Tapi si pencuri berkata:

"Maukah aku ajarkan sesuatu yang akan memberi manfaat padamu, yang dengan itu Allah akan melindungimu?"

Abu Hurairah penasaran.
"Apa itu?" tanyanya.

Pencuri itu berkata:
"Jika kamu hendak tidur, bacalah Ayat Kursi (QS Al-Baqarah: 255). Maka engkau akan senantiasa berada dalam lindungan Allah, dan tidak akan didekati oleh setan hingga pagi hari."

Abu Hurairah pun melepaskannya dan menceritakan semuanya kepada Rasulullah ﷺ.

Pengakuan Nabi: ‘Ia Telah Jujur, Meski Ia Pendusta’
Setelah mendengar cerita itu, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Dia telah berkata benar kepadamu, padahal dia itu pendusta. Tahukah kamu siapa yang berbicara denganmu selama tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?"
Abu Hurairah menjawab: "Tidak."
Nabi bersabda: "Itu adalah setan."

Dari kisah ini, kita belajar bahwa perlindungan sejati dari gangguan setan dapat diperoleh melalui bacaan Ayat Kursi. Ajaibnya, informasi ini datang dari makhluk yang terkenal sebagai pendusta, namun dibenarkan sendiri oleh Rasulullah ﷺ. Betapa dahsyatnya kekuatan ayat tersebut, hingga setan pun mengaku tak mampu mendekati orang yang membacanya sebelum tidur.

Kisah ini juga membuka mata kita bahwa setan tidak selalu hadir dalam rupa yang menakutkan. Ia bisa tampil sebagai sosok lemah yang mengiba, memainkan rasa kasihan, dan merayu dengan kata-kata yang menggugah hati. Ketika kita lengah oleh empati yang tak bijak, di situlah ia menyelinap, mencuri, dan menipu.

Dan yang tak kalah penting, kisah ini mempertegas nilai dari dzikir sebelum tidur. Membaca Ayat Kursi bukan sekadar rutinitas, tapi perisai yang nyata dari hal-hal yang tak terlihat. Sebuah amalan ringan, namun menjadi benteng kokoh yang menjauhkan kita dari bisikan dan gangguan makhluk halus hingga fajar menyingsing.
 


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus