Kisah-Kisah Sulitnya Mengucap 'Laa Ilaha Illallah Saat Sakratul Maut

N Zaid - Doa Sehari-hari 22/02/2023
Ilustrasi. Foto Pixabay
Ilustrasi. Foto Pixabay

Oase.id -  Kita sering mendengar sebuah doa saat ada kabar duka, meninggal dunianya seseorang, dan mengatakan "semoga ia husnul khotimah". Meninggal dengan husnul khotimah (akhir yang baik) adalah cita-cita setiap muslim, yang mengerti tentang syariat agama ini.

Tidak ada yang menghendaki mati dalam keadaan suul khotimah (akhir yang buruk). Karena itu merupakan pertanda malapetaka teramat besar akan dijalaninya, di alam sesudah kehidupan dunia.

Disebutkan bahwa salah satu tanda orang yang meninggal dengan husnul khatimah adalah dia mampu mengucapkan kalimat tauhid 'laa ilaha illallah' sebagai kalimat terakhir yang diucapkan sebelum kematiannya. Seperti disebutkan dalam hadits:

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah kalimat ‘laa ilaha illallah’ (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud, no. 3116. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykah Al-Mashabih, no. 1621)

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tuntunlah orang yang hampir mati di antara kamu sekalian dengan kalimat tahlil (La Ilaha Illallah)”. (HR. Muslim dan imam empat).

Dan betapa mengerikan ketika seseorang menjelang ajalnya, meski masih mampu berbicara, tetapi tidak bisa mengucap 'laa ilaha illallah'. Padahal orang tersebut dipandu atau ditalkin untuk mengucapkannya di kala maut menjelang, tetapi yang keluar dari mulutnya di saat terakhir, justru kata-kata yang tidak ada manfaatnya, bahkan hal buruk. Na'udzzubillah. 

"Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingin sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka pada masa dahulu..."(Saba':54)

Kisah dari Al-Qurthubi atau Qurtubi seorang Imam, Ahli hadits, Alim, dan seorang mufassir Al-Qur'an yang terkenal (1214-1273), seperti di buku Malam Pertama di Alam Kubur, bisa menjadi pelajaran bagi muslim untuk senantiasa berada di jalan kebaikan, agar terhindar dari situasi mengenaskan di penghujung hayat.

Ia mengisahkan seseorang yang semasa hidupnya menghabiskan waktu hanya untuk urusan dunia, dan ketika sakratul maut membelitnya, ia kapayahan mengucap 'la ilaha illallah' disaksikan anak-anaknya yang berkumpul dan mereka membimbingnya untuk mengucapkan kalimat mulia itu agar ayah tercinta mereka menyebutnya sebagai ucapan terakhir sebelum meninggalkan dunia. 

Mereka berkata," Katakanlah, 'La ilaha illallah'. Tetapi ia hanya bisa menjerit. Anak-anaknya mengulangi lagi, tetapi kembali ia hanya bisa menjerit. Bahkan ia berkata, Perbaikilah rumah fulan di bagian ini, tanamilah kebun si fulan dan ambillah toko si fulan."

Ia terus mengulanginya sampai akhirnya meninggal.

Ibu Qayyim meriwayatkan tentang seorang pedagang yang ketika ajal hendak menjemput ditalkin dengan kalimat syahadat. Tetapi yang ia ulang-ulang adalah, "Barang ini murah... pembeli ini bagus...kemudian ini... dan kemudian itu..." Sampai akhirnya nyawanya tercabut, dan dia dalam keadaan demikian. Lalu ia dikubur dalam tanah. 

Kemudian juga dikisahkan tentang seorang yang sering berkumpul dengan peminum khamr. Ketika ajal menjemput, seeseorang yang berada di sampingnya berkat, "Wahai fulan.. wahai fulan, katakanlah 'La ilaha Illallah'." seketika wajahnya pucat pasi. Orang itu mengulangi perkataannya, " Wahai Fulan, katakanlah La Ilaha Illallah."

Ia menoleh ke orang tersebut dan berteriak," Tidak...minumlah khamr dan tuangkan bagiku. Minumlah khamr dan tuangkan bagiku." Ia terus menerus mengulang ucapan itu sampai ruhnya tercabut.

Ibnu Qayyim juga juga mengisahkan, seorang lelaki pencinta lagu dan musik tengah menghadapi sakaratul maut. Ketika kondisinya semakin kritis, dikatakan kepadanya," Katakanlah, La ilaha illallah," Tetapi ia terus berdendang dan berkata, "Busuk.. Busuk.." Begitulah keadaaannya sampai nyawanya tercabut dari jasadnya. Ia hanya bisa menyanyi dan berdendang. 

Na'udzzubillah. 

Agar tidak bernasib seperti kisah-kisah yang disebutkan di atas, muslim perlu terus memperbaiki diri dan lebih menyibukkan diri dengan ketaatan dan menghindari kemaksiatan. Sebagai bagian dari ikhtiar, juga senantiasa memanjatkan doa, terutama saat suzud ketika salat, agar diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah. Berikut tiga doa yang bisa diamalkan: 

Allahumma inni as'aluka  hunsul khotimah
Ya Allah aku meminta kepada-Mu husnul khotimah

Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut
Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha sebelum wafat

Allahuma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi'ala diinik
Ya Allah wahai Sang Pembolak Balik Hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus