Ucapan Lebaran, Minal Aidin wal Faizin atau Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

Fera Rahmatun Nazilah - Idulfitri 2020 24/05/2020
Photo by ibnjaafar from Gettyimage
Photo by ibnjaafar from Gettyimage

Oase.id- Di Indonesia, ucapan “Minal aidin wal faizin” sering kali dituturkan umat Muslim saat perayaan Idulfitri, khususnya ketika sedang bermaaf-maafan.

Bagi orang yang tidak begitu mendalami keilmuan bahasa Arab, mungkin akan menyangka bahwa arti “Minal aidin wal faizin” adalah “Mohon maaf lahir dan batin.” Sebab dua kalimat ini lazim diucapkan berdampingan.

Secara bahasa, “Minal aidin wal faizin” tidak berdiri sendiri. Biasanya, ia diawali dengan doa dengan penulisan lengkap sebagai berikut;

 

 جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ

Ja'alana Allahu wa iyyakum minal aaidin wal faaiziin

"Semoga Allah menjadian kita orang-orang yang kembali dan meraih kemenangan."

 

Kalimat ini relatif tidak dikenal atau tidak banyak digunakan oleh umat Muslim di berbagai belahan dunia lainnya. Kesesuaian rima 'in' dalam kata "al-faizin" dengan kata "lahir batin" membuat kalimat ini tak terpisahkan ketika hari raya Idulfitri tiba. 

Baca: Hadiah Baju Lebaran dari Nabi

 

Pemaknaan

Setidaknya, ada dua kemungkinan kenapa kalimat "Minal aidin wal faizin" begitu masyhur di Indonesia.

Pertama, kalimat ini dimaknai sebagai ungkapan atas hasil setelah menjalankan perjuangan menahan lapar dan haus selama Ramadan. Ketika di pengujungnya ditutup dengan tradisi saling memaafkan, maka sempurnalah umat Muslim sebagai orang-orang yang kembali suci dan telah meraih kemenangan menundukkan hawa nafsunya. 

Kedua, ada pula yang memaknai bahwa kalimat itu memang ucapan yang sangat relevan bahkan khusus ketika diucapkan di hari raya. Dengan argumentasi bahwa kata "Aaidiin" bukan bermakna kembali, akan tetapi diambil kata ‘id yang artinya hari raya. Kata itu terbentuk dari fi’il yang fa’il-nya adalah ‘aaidun, jika dalam bentuk jamak dan majrur menjadi ‘aaidin.

Maka ‘aaidin bisa juga diartikan, orang-orang yang berhari raya.

 

Taqabbalallahu...

Ketimbang "Minal aidin wal faizin", ucapan Lebaran yang banyak diadopsi masyarakat Muslim dunia adalah "Taqabbalallahu minna wa minkum" dengan makna, "Semoga Allah Swt menerima amal ibadahku dan ibadah Anda." Hal ini, berdasarkan riwayat dari Jubair bin Nufair, ia berkata;

“Para sahabat Rasulullah Muhammad Saw apabila bertemu di hari raya saling mengucapkan ‘Taqabbalallahu minnaa wa minka.” 

Di Indonesia, tahniah Taqabbalallahu minnaa wa minka atau Taqabbalallahu minnaa wa minkum juga tak asing didengar. Sebagian orang bahkan menambahkan redaksi “Shiyaamana wa shiyamakum.” (Semoga Allah menerima puasa kami dan puasa kalian). 

Baca: Bacaan Takbir Idulfitri Lengkap dengan Arab, Latin, dan Terjemahannya

 

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni fi Fiqhil Imam Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani menuliskan, tidak apa-apa bila seseorang mengucapkan “Taqabbalallhu minna wa minkum” di hari raya Id. 

Syekh Ibnu Utsaimin, ulama kontemporer kelahiran Arab Saudi menyatakan, hukum tahniah Idulfitri adalah boleh dan tidak ada ungkapan khusus. Artinya, boleh saja mengucapkan kalimat-kalimat yang biasa dituturkan masyarakat, selama itu baik dan tidak menimbulkan dosa.

Jadi mengucapkan “Minal aidin wal faizin” maupun “Taqabballahu minna wa minkum” sejatinya boleh-boleh saja, bukan sunah, bukan juga makruh. Apalagi ungkapan tersebut adalah doa untuk kebaikan sesama.

Saat bertahniah, kita boleh menggunakan bahasa Arab maupun bahasa Indonesia, bahkan memakai bahasa daerah pun tak mengapa. Selama redaksinya mengandung kebaikan dan tidak menyakitkan hati. Juga pastikan mengerti dan paham apa yang kita ucapkan, jangan hanya sekadar ikut-ikutan.

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Al-Mughni fi Fiqhil Imam Ahmad bin Hanbal asy-Syaibani karya Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al-Maqdisi Abu Muhammad.


(SBH)
Posted by Sobih AW Adnan