Memperbanyak Pahala, Inilah 3 Amalan Sunnah di Waktu Maghrib
Oase.id – Semua waktu dapat digunakan untuk beribadah kepada Allah Swt agar memperoleh keberkahan. Salah satu waktu yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan kebaikan yaitu waktu maghrib, ketika matahari mulai tenggelam dan malam akan segera datang.
Ada beberapa hal yang bisa dikerjakan saat waktu maghrib yang bernilai ibadah kepada Allah Swt. Berikut oase.id merangkum amalan sunnah di waktu maghrib:
1. Masuk ke dalam rumah
Menjelang waktu maghrib, para orang tua dianjurkan untuk mengajak anak-anaknya untuk kembali ke rumah. Ini bertujuan agar anak-anak bisa mempersiapkan diri untuk beribadah.
2. Menutup pintu dengan menyebut nama Allah ta’ala
Melakukan dua adab ini yaitu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan mengucapkan nama Allah Swt merupakan salah satu bentuk penjagaan diri dari setan dan jin. Hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ketika beliau menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ –أَوْ أَمْسـيتُمْ– فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإنَّ الشيطَانَ يَنْتَشـر حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّهِ، فَإنَّ الشيطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَاباً مُغْلَقاً»
“Jika masuk awal malam –atau beliau mengatakan: jika kalian memasuki waktu sore- maka tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran pada saat itu. Jika sudah lewat sesaat dari setelah terbenamnya matahari, bolehlah kalian lepaskan anak-anak kalian. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup” (HR. Al-Bukhari no. 3304 dan Muslim no. 2012).
3. Salat dua rakaat sebelum salat Maghrib
Hadis Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara setiap dua adzan (adzan dan iqamah) ada salat.” Beliau katakan tiga kali dan pada kali ketiga, beliau mengatakan, “Bagi yang mau.” (HR. Al-Bukhari no. 624 dan Muslim no. 838).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan
«كُنَّا بِالْمَدِينَةِ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِيَ، فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلاَةَ قَدْ صُلِّيَتْ، مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا»
“Kami pernah tinggal di Madinah. Saat muadzin beradzan untuk shalat Maghrib, mereka (para sahabat senior) saling berlomba mencari tiang-tiang lalu mereka shalat dua rakaat dua rakaat sampai ada orang asing yang masuk masjid untuk shalat mengira bahwa shalat Maghrib sudah ditunaikan karena saking banyaknya yang melaksanakan shalat sunnah sebelum Maghrib.” (HR. Muslim no. 837).
(ACF)