Jerman Melaporkan Lebih dari 1.550 Kejahatan Kebencian Anti-Muslim pada 2024

Oase.id - Jerman mencatat lebih dari 1.550 insiden kejahatan kebencian anti-Muslim pada tahun 2024, menurut statistik resmi yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri pada hari Jumat.
Angka-angka tersebut, yang dipublikasikan sebagai tanggapan atas penyelidikan parlemen dari Petra Pau, seorang anggota parlemen dari Partai Kiri oposisi, mengungkap peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kekerasan dan diskriminasi Islamofobia.
Data tersebut menunjukkan bahwa setidaknya 54 masjid menjadi sasaran penyerang antara Januari dan Desember tahun lalu, dan 53 orang terluka dalam insiden kekerasan anti-Muslim.
Kejahatan ini berkisar dari serangan fisik dan kerusakan properti hingga pelecehan media sosial, surat ancaman, dan gangguan terhadap praktik keagamaan, menurut Anadolu Agency.
Jumlah serangan anti-Muslim yang tercatat pada tahun 2024—1.554—menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan dengan total tahun sebelumnya yang mencapai 1.536. Meskipun peningkatannya tidak terlalu besar, hal ini menyoroti pola kebencian yang terus berlanjut yang ditujukan kepada populasi Muslim Jerman, yang jumlahnya hampir 5,5 juta jiwa, menjadikannya komunitas Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis.
Peningkatan insiden Islamofobia ini terjadi di tengah tren yang lebih luas dari meningkatnya retorika sayap kanan dan gerakan politik di Jerman, termasuk partai oposisi Alternatif untuk Jerman (AfD), yang telah memicu sentimen anti-Muslim.
Sementara itu, Jerman tidak sendirian dalam menghadapi meningkatnya sentimen anti-Muslim di Barat. Meningkatnya insiden Islamofobia di berbagai negara, termasuk AS, Inggris, Kanada, dan Prancis, merupakan akibat dari propaganda anti-Muslim yang dilancarkan oleh media Barat setelah perang Israel di Gaza.
(ACF)