Lepas Tikus di Depan Masjid, Pria Islamofobik Ini Lolos dari Penjara

N Zaid - Diskriminasi Islam 17/07/2025
Foto: Ist
Foto: Ist

Oase.id - Seorang pria di Sheffield, Inggris, memicu kemarahan publik setelah lolos dari hukuman penjara meski terbukti melakukan serangkaian aksi bermotif kebencian terhadap sebuah masjid.

Edmund Fowler, pria 66 tahun asal Skelwith Drive, mengakui empat tuduhan pelanggaran rasial setelah aksinya melepaskan tikus hidup di depan Masjid Agung Sheffield terekam kamera CCTV. Aksi ini dilakukan berulang kali antara Mei dan Juni, dalam rangkaian insiden yang disebut pihak pengadilan sebagai "sengaja dan meresahkan".

Dalam salah satu rekaman yang diambil oleh Fowler sendiri, ia terdengar berbicara kepada tikus-tikus yang dilepasnya sambil menyebut, “Coba tebak ke mana kalian pergi,” “Sampai jumpa,” dan “Saya akan tunjukkan arah yang benar.”

Tidak hanya itu, rekaman CCTV lain yang diputar di pengadilan menunjukkan Fowler memarkir mobilnya di dekat masjid dan meneriakkan hinaan bernada rasis kepada para jemaah yang hendak memasuki bangunan.

Ketua majelis hakim, Suzanne Irish-Deverill, mengecam tindakan tersebut sebagai serangan yang "direncanakan dan menjijikkan". Ia menyebut keberanian Fowler merekam sendiri perbuatannya menunjukkan niat yang jelas untuk mengintimidasi.

“Orang-orang berhak pergi ke tempat ibadah tanpa takut dilecehkan secara rasial atau agama. Apa yang Anda lakukan adalah kejahatan kebencian,” tegasnya.

Meskipun demikian, Fowler hanya dijatuhi hukuman penjara selama 18 minggu yang ditangguhkan selama 18 bulan. Ia juga dilarang mendekati masjid dan area tertentu di Sheffield selama masa hukuman tersebut.

Pernyataan dari pengurus masjid mengungkapkan bahwa insiden itu telah menimbulkan rasa takut di kalangan jemaah.

“Sudah jelas bahwa orang-orang yang datang ke masjid adalah Muslim. Sekarang mereka khawatir akan mengalami pelecehan lagi, bahkan merasa takut untuk datang ke masjid,” ungkap manajer masjid dalam pernyataan dampaknya.

Iman Atta, direktur organisasi pemantau kejahatan kebencian Tell Mama, menyebut tindakan Fowler sebagai sesuatu yang sangat tidak manusiawi.

“Penargetan masjid dengan cara seperti ini sangat mengganggu dan menyakitkan. Ini bukan hanya serangan terhadap sebuah bangunan, tapi terhadap komunitas di dalamnya—jemaah yang merasa mereka sengaja dijadikan target dalam jangka panjang,” jelasnya.

Tell Mama mencatat bahwa dalam enam bulan terakhir, sedikitnya 20 situs Islam di seluruh Inggris telah menjadi sasaran insiden serupa. Tren peningkatan serangan anti-Muslim ini memunculkan kekhawatiran baru tentang keamanan komunitas Muslim di negara tersebut.(agencies)


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus