Masjid Raya Glasgow Dicoret Grafiti Islamofobia, Komunitas Muslim Tegaskan: Kami Tidak Akan Pergi
Oase.id - Masjid Raya Glasgow di Skotlandia menjadi sasaran tindakan vandalisme berupa coretan bertuliskan “Scots First” pada awal pekan ini. Kepolisian setempat menyatakan insiden tersebut sebagai kejahatan bermotif kebencian atau hate crime.
Peristiwa ini memicu kecemasan di kalangan Muslim, namun para tokoh komunitas menegaskan bahwa mereka tetap menjadi bagian dari masyarakat Skotlandia.
Grafiti berisi pesan xenofobik itu ditemukan tersemat di dinding masjid yang berlokasi di Adelphi Street, Senin (akhir Oktober 2025). Polisi langsung melakukan penyelidikan setelah laporan masuk dari pihak masjid.
Omar Afzal, Direktur Hubungan Publik Scottish Association of Mosques, menyebut insiden ini bukan kejadian tunggal, melainkan bagian dari pola meningkatnya sentimen anti-Muslim di Skotlandia.
“Ini bukan kasus pertama. Ada pola yang mengkhawatirkan, seolah-olah ada narasi bahwa Muslim dan migran tidak pantas ada di sini. Komunitas kami merasa terancam,” ujarnya.
Meski demikian, Afzal menegaskan bahwa umat Muslim tidak akan tersingkir oleh aksi intimidasi semacam itu.
“Muslim sudah menjadi bagian dari Glasgow sejak lama. Ini rumah kami, dan kami tidak akan pergi. Kami akan terus berkontribusi bagi kota ini,” tegasnya.
Afzal juga mengkritik retorika politik yang memanfaatkan isu migran untuk memicu perpecahan.
“Narasi ini berbahaya dan menyakitkan. Kekhawatiran publik soal imigrasi tidak boleh dijadikan senjata untuk menyebar kebencian dan Islamofobia,” katanya.
Dukungan Politik dan Warga
Sebagai bentuk solidaritas, sejumlah politisi senior — termasuk Menteri Sekretaris Negara untuk Skotlandia Douglas Alexander, Pemimpin Partai Buruh Skotlandia Anas Sarwar, dan anggota parlemen dari Glasgow South West, Dr. Zubir Ahmed — mengunjungi masjid pada Jumat lalu. Mereka juga membawa surat dukungan dari Perdana Menteri Inggris yang menyatakan bahwa kebencian terhadap Muslim dan rasisme tidak dapat diterima.
Dr. Ahmed, yang telah menjadi jamaah masjid selama 40 tahun, menegaskan bahwa aksi vandalisme tersebut tidak mewakili suara mayoritas rakyat Skotlandia.
“Kekhawatiran soal imigrasi itu sah untuk dibahas. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan rasisme dan kebencian anti-Muslim yang kita saksikan belakangan ini,” katanya.
“Saya percaya pada kebaikan warga Glasgow, warga Skotlandia, dan warga Inggris. Pelaku aksi ini hanya segelintir orang. Mereka tidak akan menang.”
Dalam pesannya kepada para pelaku, Dr. Ahmed menyampaikan bahwa komunitas Muslim, pemerintah, dan masyarakat luas bersatu menolak aksi kebencian.
“Kami bersatu. Anda minoritas yang sangat kecil — dan Anda tidak akan berhasil.” (iqna)
(ACF)