Perempuan Muslim Menanggung Beban Berat Akibat Meningkatnya Islamofobia di Australia

Oase.id - Australia telah mengalami peningkatan tajam dalam serangan Islamofobia sejak dimulainya perang Israel di Gaza. Ini membuat perempuan dan anak perempuan lebih banyak menjadi korban kebencian anti-Muslim.
Laporan tersebut mengutip Nora Amath, direktur eksekutif Islamophobia Register Australia, yang mengatakan bahwa perempuan dan anak perempuan merupakan sekitar 75% korban, sementara sebagian besar pelaku adalah laki-laki non-Muslim.
Amath setuju bahwa peristiwa geopolitik dapat menjadi katalisator Islamofobia di Australia, tetapi bukan satu-satunya faktor penyebabnya.
“Retorika politik sangat penting dalam menentukan apakah kita melihat peningkatan atau penurunan insiden yang dilaporkan kepada kami.
'Kita berbicara tentang ribuan insiden... Bagi banyak perempuan Muslim yang mengenakan jilbab, mereka merasa bahwa insiden Islamofobia adalah arti dari menjadi seorang Muslim di Australia," ujarnya.
Pada bulan Maret, sebuah laporan tentang Islamofobia di Australia menemukan peningkatan tajam dalam penyerangan, pelecehan, dan ancaman berdasarkan laporan ke Islamophobia Register antara Januari 2023 dan November 2024.
Para peneliti dari Universitas Monash dan Deakin menganalisis lebih dari 600 insiden tatap muka dan daring, dan menemukan bahwa perempuan Muslim sebagian besar menjadi korban.
Setidaknya 59.821 warga Palestina telah tewas dalam perang genosida rezim Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Tentara Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza pada 18 Maret dan sejak itu telah menewaskan 8.657 orang dan melukai 32.810 lainnya, menggagalkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas yang berlaku sejak Januari.
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri perangnya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilakukannya di wilayah kantong tersebut.(aa)
(ACF)