Insiden Islamofobia yang Menargetkan Masjid Dilaporkan Terjadi di Prancis Barat Laut

N Zaid - Diskriminasi Islam 30/01/2025
Foto: Ist
Foto: Ist

Oase.id - Sebuah wilayah di barat laut Prancis menyaksikan insiden Islamofobia kedua yang menargetkan sebuah masjid hanya dalam waktu seminggu.

Masjid tersebut dirusak dengan grafiti kepala babi, kata sebuah kelompok Muslim Turki pada hari Senin, melaporkan serangan kedua terhadap komunitas Muslim di wilayah tersebut dalam seminggu terakhir.

Sebuah grafiti kepala babi ditemukan pada hari Minggu di pintu sebuah masjid di Cherbourg, yang dioperasikan oleh Persatuan Urusan Agama Islam Turki (DITIB), kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Mengecam "tindakan tidak dapat diterima" yang menargetkan masjid tersebut, kelompok tersebut menyatakan komitmen tegasnya untuk membela nilai-nilai rasa hormat dan kemanusiaan.

Minggu lalu, sebuah granat plester yang biasanya digunakan dalam latihan militer ditinggalkan di depan sebuah masjid yang dikelola oleh DITIB di kota Saint-Omer di Prancis utara.

Insiden serupa terjadi tahun lalu selama bulan suci Ramadhan ketika beberapa orang meninggalkan kepala babi di luar masjid yang sama.

Wali kota Saint-Omer, François Decoster, juga mengecam tindakan "keji" dan "kriminal" yang menargetkan tempat ibadah tersebut.

"Atas nama warga Saint-Omer, saya ingin meyakinkan komunitas Prancis-Turki di Saint-Omer tentang dukungan kota kami," tambahnya.

Penyelidikan dibuka untuk menentukan keadaan insiden tersebut. Wali kota kota tersebut telah berjanji untuk memperkuat keamanan di sekitar tempat ibadah, khususnya melalui pengawasan video.

Masjid-masjid di Eropa Barat, khususnya di Jerman dan Prancis, telah mengalami peningkatan vandalisme, pelecehan, dan ancaman dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh propaganda partai dan gerakan politik sayap kanan.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 68 juta, Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa Barat, diikuti oleh Jerman. Diperkirakan negara tersebut menampung sekitar 3 hingga 5,7 juta Muslim.

Serangan Israel di Jalur Gaza juga telah menyebabkan peningkatan Islamofobia di seluruh Eropa, menurut laporan baru yang dirilis pada bulan Desember.

"Laporan Islamofobia Eropa 2023," yang meneliti sentimen anti-Muslim di 28 negara Eropa, mengungkapkan bahwa serangan Israel di Gaza telah menyebabkan peningkatan Islamofobia yang signifikan di Eropa Barat.

Laporan tersebut mencatat bahwa di Prancis, pernyataan pro-Israel Presiden Emmanuel Macron telah memperburuk rasisme institusional terhadap Muslim.

Kawtar Najib, yang menulis bagian Prancis dari laporan tersebut, menunjukkan bahwa larangan pemerintah terhadap jilbab di sekolah telah menyebabkan kekhawatiran yang signifikan bagi siswa Muslim dan keluarga mereka.

Langkah tersebut telah dipandang sebagai tanda pelembagaan sentimen anti-Muslim di Prancis.

Karena Islamofobia semakin mengakar, laporan tersebut mendesak tindakan yang lebih efektif untuk memerangi diskriminasi dan melindungi komunitas Muslim di seluruh benua. (dailysabah)


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus