Kisah Bani Quraizhah, Suku Yahudi yang Berkhianat dan Akhirnya Dieksekusi

N Zaid - Kisah Inspiratif 06/08/2024
Ilustrasi. Ist
Ilustrasi. Ist

Oase.id - Perang Bani Quraizhah adalah salah satu konflik penting yang terjadi pada masa awal Islam, melibatkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan suku Yahudi Bani Quraizhah. Bagaimana terjadinya perang tersebut dan dampaknya terhadap dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?

Asal usul Bani Quraizhah

Bani Quraizhah adalah salah satu dari tiga suku Yahudi utama yang tinggal di Madinah, selain Bani Qainuqa' dan Bani Nadhir. Mereka hidup berdampingan dengan suku-suku Arab dan Muslim yang telah hijrah ke Madinah.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan para pengikutnya hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menyusun Piagam Madinah. Piagam ini adalah perjanjian antara kaum Muslim dan suku-suku Yahudi, termasuk Bani Quraizhah, yang bertujuan untuk menciptakan kedamaian dan kerjasama di Madinah.

Penyebab Konflik penghianatan selama perang Khandaq

Pada tahun 627 M, saat berlangsungnya Perang Khandaq (juga dikenal sebagai Perang Ahzab), koalisi suku-suku Arab dan Yahudi mengepung Madinah. Bani Quraizhah, yang pada awalnya adalah sekutu kaum Muslim, diduga telah berkhianat dengan bersekongkol bersama musuh untuk menyerang kaum Muslim dari dalam kota. Pengkhianatan ini sangat mengancam keselamatan kaum Muslim yang sudah terdesak.

Setelah pengepungan Khandaq berakhir dengan kegagalan koalisi musuh, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengarahkan perhatian kepada Bani Quraizhah. Kaum Muslim mengepung benteng mereka selama 25 hari. Akhirnya, Bani Quraizhah menyerah dan meminta arbitrase.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menunjuk Sa’ad bin Mu’adh, pemimpin suku Aus yang dulu bersekutu dengan Bani Quraizhah, sebagai arbitrator. Sa’ad bin Mu’adh memutuskan bahwa laki-laki dewasa dari Bani Quraizhah harus dihukum mati, sementara wanita dan anak-anak dijadikan tawanan, serta harta benda mereka disita.

Keputusan tersebut pun dilaksanakan, dan sekitar 600-900 laki-laki dewasa Bani Quraizhah dieksekusi. Wanita dan anak-anak dijadikan tawanan perang.

Dampak Terhadap Madinah:
Eksekusi ini menimbulkan kontroversi dan kritik, baik di masa itu maupun dalam pandangan sejarah modern. Namun, bagi kaum Muslim pada saat itu, tindakan tersebut dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan dan stabilitas komunitas Muslim di Madinah.

Banyak sejarawan berdebat mengenai justifikasi dan moralitas dari eksekusi massal tersebut. Ada yang melihatnya sebagai tindakan yang brutal, sementara yang lain melihatnya sebagai keputusan yang sulit namun diperlukan dalam konteks perang dan pengkhianatan.

Dalam tradisi Islam, peristiwa ini sering dianggap sebagai episode penting dalam perjuangan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk menegakkan Islam dan menjaga keselamatan komunitas Muslim dari ancaman internal dan eksternal.

Perang Bani Quraizhah adalah salah satu peristiwa yang menandai kompleksitas hubungan antara Muslim dan Yahudi di awal sejarah Islam, serta memberikan pelajaran tentang dampak dari pengkhianatan dan pentingnya kesetiaan dalam perjanjian sosial.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus