Lebih dari 85% Insiden Islamofobia di Australia Tidak Dilaporkan

Oase.id - Dewan Islam Victoria (ICV) mengungkapkan bahwa lebih dari 85 persen insiden Islamofobia di Australia tidak pernah dilaporkan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius, mengingat pelecehan anti-Muslim disebut terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pertama ICV tentang Islamofobia yang digelar di Melbourne, Sabtu (16/8). Acara ini dihadiri politisi, aparat kepolisian, akademisi, hingga tokoh lintas agama, sekaligus menjadi momentum peluncuran laporan terbaru mengenai maraknya diskriminasi terhadap Muslim di Australia.
Kasus Meningkat, Banyak Tak Sampai ke Aparat
ICV mencatat telah menerima 96 laporan kasus Islamofobia sejak 2021, dengan 26 kasus terjadi hanya dalam kurun Januari hingga Juli tahun ini. Bentuknya beragam, mulai dari pelecehan verbal, ejekan, hingga diskriminasi di tempat kerja.
Namun, dewan menegaskan jumlah tersebut jauh lebih kecil dibanding kenyataan di lapangan. Banyak korban memilih diam lantaran kurang percaya kepada pemerintah dan aparat penegak hukum.
“Kurangnya pelaporan membuat lembaga mudah menyangkal skala masalah ini. Akibatnya, banyak korban tidak pernah mendapatkan dukungan, validasi, maupun keadilan yang mereka butuhkan,” demikian laporan ICV.
Ribuan Kasus Rasisme Anti-Muslim
Selain laporan resmi, ICV juga mendokumentasikan ribuan insiden rasisme anti-Muslim yang lebih luas. Antara Januari hingga Juli 2025 saja, tercatat 3.254 kasus, mulai dari komentar kebencian di media sosial, panggilan telepon bernada permusuhan, email ofensif ke organisasi Muslim, hingga pemberitaan media yang cenderung negatif.
Situasi ini disebut makin memburuk sejak pecahnya perang Israel–Gaza, yang memicu gelombang protes internasional mendukung Palestina.
Respons Pemerintah dan Pemimpin Muslim
Sebagai langkah awal, Pemerintah New South Wales mengumumkan program senilai 1 juta dolar Australia untuk menekan kebencian anti-Muslim. Program tersebut mencakup pembuatan hotline pengaduan, sistem manajemen kasus, serta kampanye kesadaran masyarakat.
Inisiatif ini dijalankan melalui program Action Against Islamophobia yang dipimpin Dewan Imam Nasional Australia (ANIC).
Presiden ANIC, Imam Shadi Alsuleiman, menilai lonjakan kasus Islamofobia membuat banyak Muslim merasa tidak aman saat beribadah atau sekadar mengenakan jilbab di ruang publik.
“Islamofobia seringkali muncul dalam bentuk agresi mikro yang dianggap sepele, padahal sangat berdampak bagi korban,” ujarnya.
Ia menambahkan, memahami pengalaman nyata umat Islam dalam menghadapi Islamofobia akan membantu merumuskan langkah penanganan yang lebih menyeluruh.(agencies)
(ACF)