Takwa Terhadap Allah Tidak Terjadi Begitu Saja! Inilah Cara Menumbuhkannya

N Zaid - Nasihat 26/12/2023
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Membiarkan bagian-bagian penting dalam hidup kita tidak teruji dan tidak terkendali adalah sumber dari banyak penderitaan dan kehilangan. Salah satu kehilangan tersebut, jika bukan yang paling signifikan, adalah kuatnya hubungan kita dengan Allah.

Membangun hubungan dekat dengan Allah membutuhkan kerja keras. Terkadang kita merasa aturan-aturan-Nya sulit untuk ditaati. Kita berpikir, “Biarkan saya melakukan apa yang ingin saya lakukan. Ketaatan itu sulit bagi saya”.

Sejujurnya dan sampai batas tertentu, kita semua merasakan hal yang sama. Panggilan Allah untuk taat bertentangan dengan kecenderungan alami kita; kita semua dilahirkan ingin bebas, terbebaskan tanpa batasan.

Namun, Allah menarik kita ke arah lain dengan kasih-Nya. Dia memanggil kita untuk menaati-Nya karena kepedulian-Nya demi kebaikan kita. Terkadang itu berarti kita harus membuat pilihan sulit.

Firman Allah tidak diberikan untuk menyakiti kita; itu demi kebaikan kita. Sebagai seorang desainer, Dia tahu bagaimana desainnya bekerja dengan baik. Kita tidak bisa melihat masa depan; kita tidak tahu ke mana pilihan kita membawa kita, tapi Dia tahu, dan Dia menggunakan firman-Nya untuk membimbing kita.

Jika kita tidak memiliki motivasi batin untuk menyenangkan Allah, kita perlu meningkatkan hubungan cinta kita dengan-Nya. Kita perlu fokus pada kebesaran dan kasih-Nya bagi kita.

Bahkan apa yang tampaknya tidak penting bagi kita, berarti bagi Allah. Dia memanggil kita untuk mengambil keputusan untuk menaati Dia, bahkan dalam hal-hal kecil, hal-hal yang tampaknya bukan masalah besar. Ketaatan kita dalam hal-hal kecil mengungkapkan betapa kita sungguh-sungguh mengasihi Dia.

Kita harus terus meningkatkan keyakinan kita melalui perbuatan baik setiap hari dengan menggunakan seluruh tubuh kita. Kebaikan dengan lidah, amal dengan harta, dan pelayanan dengan anggota tubuh akan membantu kita tetap terhubung dengan Allah. Kaitkan semua tindakan kita dengan pencapaian keridhaan-Nya.

Bagaimana mengembangkan kepercayaan kepada Allah
Memperkuat keimanan kita kepada Allah sama seperti mempelajari keterampilan lainnya. Semakin kita berkomitmen pada hal tersebut, maka hal tersebut akan semakin kuat. Kita tidak bisa berharap untuk memperkuat ikatan kita dengan Allah dan meningkatkan keimanan kita jika kita hanya beribadah ketika kita menginginkannya.

Mulailah dengan Al-Qur'an
Sebagai permulaan, kita perlu menanamkan hidup kita dengan Al-Qur’an sedemikian rupa sehingga kita menjadi perwujudan Al-Qur’an yang hidup, berjalan, dan berbicara.

Bertobatlah kepada Allah Secara Teratur

Kita harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya sebagai Tuhan atas segala kehidupan kita.

Saya secara pribadi menemukan cara untuk mengultivasi hati saya, saya berkomitmen untuk bertobat sebanyak yang saya bisa, setiap hari.

Pilih waktu di mana Anda bisa duduk, berada dalam keadaan damai dan benar-benar hadir bersama Allah. Syukurlah – kita melayani Tuhan yang mampu mengampuni dosa, segala dosa. Sebelum atau sesudah Subuh, atau shalat Isya sering kali merupakan saat-saat tenang, yang merupakan waktu yang tepat untuk bertaubat.

Pada awalnya mungkin terasa kering di lidah kita, namun kita harus bertahan sampai ia menjadi hidup di hati kita.

Carilah Bantuan-Nya
Sekalipun kita mempunyai orang-orang yang bisa dijadikan sandaran, tidak ada yang bisa menggantikan kehangatan dan keterbukaan yang pada akhirnya kita membutuhkan Allah. Terkadang, kesedihan dan kesulitan membawa kita lebih dekat kepada-Nya daripada kebahagiaan dan kemakmuran.

Di saat-saat kesedihan dan kebingungan itu, hendaknya kita mengulurkan tangan kepada Allah dan melepaskan segala kekhawatiran dan kesedihan kita kepada-Nya.

Salah satu alasan mengapa kita merasa hampa dalam shalat adalah karena kita merasa bahwa dengan berdoa, berpuasa, dan berdoa, kita melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Allah, dan Dia merasa berkewajiban untuk membalas usaha kita. Kita kemudian menginginkan hasil tertentu yang dirasa terbaik bagi kita dengan wawasan kita yang terbatas dan jika hal itu tidak terjadi, maka Allah belum menjawabnya, sehingga kita menjadi putus asa.

Bersabarlah
Kita hidup di masa kepuasan instan; kita perlu mengingatkan diri kita sendiri bahwa memperoleh keimanan yang langgeng adalah anugerah luar biasa yang tidak dapat diperoleh hanya karena kita menginginkannya saat ini.

Memperkuat rasa percaya kita kepada Allah tidak terjadi begitu saja. Ini adalah perjalanan pertumbuhan spiritual yang luar biasa. Saat luka masih perih, saat itulah hati kita menyatu sepenuhnya dan berserah diri kepada Allah.

Ingatlah bahwa Dia mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri.(aboutislam)
 


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus