Mengapa Jasad Firaun Diabadikan?

Oase.id - Salah satu peristiwa paling mencengangkan dalam sejarah umat manusia adalah tenggelamnya Firaun saat mengejar Nabi Musa dan Bani Israil. Namun yang lebih mengagumkan, adalah jasad Firaun yang masih utuh hingga kini, ditemukan oleh arkeolog dan menjadi pusat perhatian dunia. Dalam Islam, fenomena ini telah disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, bahkan jauh sebelum jasad itu ditemukan.
Al-Qur'an: Penjelasan Langsung tentang Pengawetan Jasad Firaun
Allah SWT berfirman dalam Surah Yunus ayat 92:
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu, agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami adalah lalai." (QS. Yunus: 92)
Dalam ayat ini, Allah dengan jelas menyatakan bahwa jasad Firaun diselamatkan (bukan rohnya), agar menjadi 'ibrah (pelajaran) bagi generasi setelahnya. Banyak mufassir menyimpulkan bahwa ini adalah indikasi nyata bahwa tubuh Firaun akan ditemukan dan tetap utuh sebagai bukti nyata bagi manusia akan kebenaran kisah Nabi Musa dan azab bagi mereka yang sombong terhadap Allah.
Tafsir Ulama Terhadap Ayat Ini
Tafsir Al-Qurthubi
Al-Qurthubi dalam Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an menjelaskan bahwa penyelamatan jasad Firaun merupakan bentuk peringatan kepada umat manusia agar tidak sombong seperti dirinya. Firaun sering mengklaim dirinya sebagai tuhan (ana rabbukum al-a'la), dan Allah mengabadikannya sebagai bukti bahwa kekuasaan sehebat apapun tidak dapat menyelamatkan dari azab-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menyebut bahwa Firaun sebenarnya tenggelam dan binasa, namun jasadnya dilempar ke tepi laut, sehingga Bani Israil bisa menyaksikan bahwa Firaun benar-benar mati. Allah tidak ingin ada yang menyangka Firaun berhasil lolos.
Tafsir As-Sa'di
As-Sa’di menyampaikan bahwa penyelamatan jasad Firaun adalah bentuk ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta). Tubuh itu tetap terjaga agar manusia bisa melihat dengan mata kepala sendiri akibat kesombongan terhadap kebenaran.
Hadits Tentang Firaun
Tidak ditemukan hadits shahih yang secara langsung menyebut pengawetan jasad Firaun, namun ada hadits yang menggambarkan azab para tiran seperti Firaun.
“Manusia yang paling keras siksaannya di hari kiamat adalah seorang penguasa yang zalim.”
(HR. Thabrani dan Al-Hakim)
Hadits ini menunjukkan bahwa kesombongan dan kezaliman seperti yang dilakukan Firaun akan mendapat balasan paling keras, dan pengawetan jasadnya bisa dipandang sebagai peringatan simbolik dari bentuk azab tersebut di dunia sebelum akhirat.
Penemuan Jasad Firaun: Bukti Kebenaran Al-Qur’an?
Pada tahun 1898, jasad yang diyakini sebagai Firaun Ramses II ditemukan di Lembah Raja-Raja di Mesir. Saat diteliti, jasad itu mengalami pengawetan alami, dan hingga kini dapat disaksikan di Museum Mesir di Kairo. Banyak cendekiawan Muslim mengaitkan penemuan ini dengan QS. Yunus: 92 sebagai bukti mukjizat ilmiah dalam Al-Qur’an, karena penemuan tersebut terjadi lebih dari 1200 tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.
Hikmah Diabadikannya Jasad Firaun
Beberapa hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini:
Pelajaran bagi manusia: Bahwa kekuasaan, harta, dan kedudukan tidak bisa menyelamatkan dari murka Allah.
Bukti kebenaran wahyu: Al-Qur’an menyebut fakta sejarah yang baru terbukti di era modern.
Tanda kebesaran Allah: Pengawetan jasad Firaun adalah bentuk kuasa Allah di dunia.
Simbol kejatuhan tirani: Jasad itu menjadi saksi bisu kehancuran penguasa zalim.
Kisah Firaun bukan sekadar dongeng masa lalu. Ia adalah peringatan nyata yang disimpan oleh Allah hingga kini. Al-Qur’an tidak hanya menceritakan kisah itu, tetapi juga memberikan tanda fisik berupa jasad yang utuh agar manusia tidak meragukan kebenaran ajaran Islam. Maka marilah kita mengambil pelajaran darinya, menjauhi kesombongan, dan tunduk pada kebenaran Ilahi.
(ACF)