5 Syarat Sahnya Puasa Ramadhan yang Harus Kamu Ketahui!

Siti Mahmudah - Ramadhan 2021 15/04/2021
Gambar oleh Syauqi Fillah dari Pixabay
Gambar oleh Syauqi Fillah dari Pixabay

Oase.id - Puasa termasuk kekhususan umat Islam dan ma’lum dharuri atau hukum Islam yang sudah ditetapkan dan sudah tidak bisa menerima interpretasi lagi. Supaya puasanya lancar, umat Muslim harus memahami apa saja syarat sah puasa di bulan Ramadhan. Mengapa demikian?

Karena syarat sah puasa menjadi dasar yang penting dan harus dipenuhi agar amalan puasanya dapat diterima oleh Allah SWT. Apabila tidak, maka puasa yang dilakukan selama lebih dari 12 jam menjadi sesuatu yang sia-sia.

Untuk mengetahuinya, simak ulasan syarat sah puasa di bulan Ramadhan berikut ini:

1. Islam

Syarat sah puasa yang pertama yakni beragama Islam. Seseorang yang non muslim atau murtad (keluar agama islam) tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun, bagi mualaf (orang yang masuk Islam) tetap diwajibkan untuk berpuasa.

Imam Turmudzi dan Imam Muslim meriwayatkan, Rasul bersabda;
“Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya salat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya Haji di Baitullah (Ka’bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

 

2. Tamyiz (baligh dan berakal)

Menurut ajaran Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila telah memahami serta mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta sudah mengalami mimpi basah atau keluarnya air mani bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan. Selain itu, harus berakal dan tidak gila. Golongan orang seperti ini tidak diwajibkan untuk mengganti puasa Ramadhan.

 

3. Suci dari haid dan nifas

Syarat sah lainnya yaitu suci dari haid dan nifas. Hal ini berlaku untuk perempuan. Apabila seorang perempuan sedang mengalami haid atau nifas, maka wajib hukumnya mengqadha (mengganti) puasanya pada hari lain di luar bulan puasa sebanyak yang ditinggalkan.

4. Mengetahui waktu awal ramadhan

Syarat sah lain dalam berpuasa adalah mengetahui waktu awal bulan Ramadhan. Caranya, dengan melihat hilal secara langsung atau dapat melalui sidang isbat yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, apabila tidak dapat dilihat maka bisa menentukan awal bulan Ramadhan dengan menghitung bulan Sya’ban.

 

5. Sehat atau mampu kuat berpuasa

Seseorang yang dalam keadaan sehat sehingga mampu dan kuat menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, wajib hukumnya berpuasa. Apabila tidak melaksanakannya, wajib hukumnya mengganti puasa pada hari lain di luar bulan Ramadhan atau dengan membayar fidyah. Fidyah ini berlaku untuk orang sakit yang ditetapkan sulit untuk sembuh lagi,orang tua atau lemah yang sudah tidak kuat lagi berpuasa, dan perempuan hamil dan menyusui apabila ketika puasa mengkhawatirkan anak yang dikandung atau disusuinya.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus