23 Februari 1923: KH Ahmad Dahlan Wafat

Sobih AW Adnan - On This Day 23/02/2020
Ilustrasi KH Ahmad Dahlan/oase.id
Ilustrasi KH Ahmad Dahlan/oase.id

Oase.id- Hari ini, tepat 97 tahun lalu, seorang tokoh kharismatik dan berpengaruh bernama Muhammad Darwis atau karib disapa KH Ahmad Dahlan dikabarkan meninggal dunia.

Kiai Ahmad Dahlan berasal dari Kauman, Yogyakarta. Kiprah dan sumbangsihnya bagi Indonesia tak diragukan lagi, terutama dalam bidang sosial-kemasyarakatan dan pendidikan. Tokoh yang diberi gelar sebagai "Sang Pencerah" ini tiada lain adalah pendiri salah satu organisasi kemasyarkatan Islam terbesar di Indonesia, Persyarikatan Muhammadiyah.

Kabar wafat dan obituari Kiai Ahmad Dahlan disiarkan Soewara Moehammadijah No. 2 dan 3., Tahun ke-4, Februari-Maret 1923; 

Inna lillahi wainna ilaihi radji’oen.

Dengan hati jang sedih kami beritahoekan pada saudara-saudara teroetama kaoem Moehammadijah dan Sarikat Islam, bahwa pada hari Djoemoeah menghadap malam Saptoe 23/24 Februari 1923 kira poekoel 11.45 u, Kejahi Achmad Dachlan Ketib Amin, ketoea dari perserikatan Moehammadijah dan Adviseur Centraal Sarikat Islam telah berpoelang ke rachmatoellah.

Dari pada itoe, marilah kita bersama-sama memoedji kepada Allah moedah-moedahanlah arwach marhoem Kejahi A. Dachlan itoe dianoegerahi Sorga pahlanja.

Lagi poela dengan pengharapan sepenoeh-penoehnja soedikan apalah kiranja saudara-saudara sama bersolat Gaib adanja.

Innalillah wa inna ilaihi rajiun.

Dengan hati yang sedih kami beritahukan pada saudara-saudara terutama kaum Muhammadiyah dan Sarikat Islam, bahwa pada hari Jumat malam Sabtu, 23-24 Februari 1923, pukul 11.45. Kiai Ahmad Dahlan, Ketua dari Perserikatan Muhammadiyah dan Penasihat Pusat Sarikat Islam telah berpulang ke rahmatullah.

Dari pada itu, marilah kita bersama-sama memuji kepada Allah mudah-mudahan arwah almarhum Kiai Ahmad Dahlan itu dianugerahi pahala surga.

Lagi pula dengan pengaharapan sepenuh-penuhnya, sudikan apalah kiranya saudara-saudara sama bersalat gaib adanya.


Kiprah

Kiai Ahmad Dahlan dikenal dengan gagasan-gagasan cemerlangnya. Ia aktif dan menduduki jabatan penting dalam Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, dan Sarikat Islam.

Pada 1912, Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di Nusantara. Pembaruan ini melingkupi cara berpikir dan beramal masyarakat sesuai dengan ajaran Islam untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur'an dan hadis.

Baca: Muhammadiyah Siap Gelar Muktamar Ke 48


Kiai Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah pada 1912–1923. Melalui organisasi tersebut, Kiai Ahmad Dahlan menguatkan perannya dalam mempelopori kebangkitan dan kesadaran umat Islam untuk melawan dan menentang penjajahan, menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat, merintis amal usaha sosial dan pendidikan yang diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, serta mendorong kebangkitan kalangan perempuan Indonesia melalui organisasi Aisyiyah. 

Bertolak belakang dari semangat dan gagasan KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah terus mengalami perkembangan dan kemajuan hingga tercatat telah memiliki 50 juta anggota, ribuan sekolah, 171 perguruan tinggi, 2.119 rumah sakit dan rumah bersalin, 1.668 masjid, 67 pondok pesantren, serta cabang istimewa yang tersebar di 19 negara.

 

Atas jasa-jasa KH Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan itu, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan tokoh kelahiran 1 Agustus 1868 tersebut sebagai Pahlawan Nasional melalui surat Keputusan Presiden No. 657 tahun 1961.


(SBH)
TAGs:
Posted by Sobih AW Adnan