Unik, Ini 5 Tradisi Perayaan Ramadhan di Afrika

Siti Mahmudah - Ramadhan 2021 21/04/2021
Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay
Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay

Oase.id - Saat ini, umat islam di seantero dunia sedang merayakan bulan suci Ramadhan. Biasanya, mereka mengisinya dengan beribadah, seperti berpuasa, sedekah, serta berdoa memohon perlindungan dan ampunan.

Walaupun makna puasa Ramadhan di seantaro dunia sama, akan tetapi setiap tempat memiliki cara tersendiri dalam merayakannya. Berikut Oase.id merangkum beberapa tradisi unik orang Afrika dalam merayakan Ramadhan seperti dikutip dari face2faceafrica.com.

1. Town Crier (Maroko)

Town crier atau nafar merupakan pembawa pesan yang menggunakan pakaian tradisional gandora dan berputar mengelilingi rumah-rumah. Tradisi unik ini terjadi di Maroko. Tujuannya, mengingatkan umat Muslim tentang awal hari, ketika fajar tiba.

Town crier dimulai pada abad ketujuh, ketika sahabat Nabi Muhammad ﷺ berkeliaran di jalan-jalan saat fajar tiba dan menyanyikan doa yang harmonis dan indah.

Menariknya lagi, orang yang membawa pesan (nafar) ini dipilih oleh komunitasnya, yaitu orang yang jujur dan empati. Mereka berjalan saat fajar sembari meniup klakson untuk membangunkan umat islam untuk makan sahur. Pada malam terakhir Ramadhan, seorang nafar mendapat upah dari komunitasnya.

2. Dilarang Makan Ikan (Djibouti - Afrika Timur)

Selama Ramadhan, umat Islam di Djibouti harus menjauhkan diri dari makan ikan, karena dipercaya dapat menambah rasa dahaga saat puasa.

3. Lentera Warna-warni (Mesir)

Tradisi menyalakan lentera berwarna-warni merupakan konotasi spiritual dari waktu ke waktu. Halnya, yang terjadi di Mesir. Lentera warna-warni ini melambangkan kegembiraan dan persatuan. 

Dalam sejarah, tradisi ini dikaitkan dengan masa kekhalifahan Fatimiyah, ketika para pejabat militer menyuruh penduduk setempat memegang lilin dalam bingkai kayu. Cara ini bertujuan menerangi jalur kekhalifahan pada masa itu.

Zaman sekarang, anak-anak menemukan kegembiraan dengan berkeliaran di jalanan bersama fanous atau lentera mereka. Di jalanan, mereka meminta permen dan hadiah sambil bernyanyi dengan riang. 

Uniknya, lentera Ramadhan ini berevolusi dari kotak kayu sederhana menjadi lentera yang dirancang dengan rumit, yang sekarang menyala di seluruh Mesir untuk menyebarkan cahaya dan cinta di bulan yang penuh keagungan.

4. Bertukar Hadiah (Kamerun)

Bagi masyarakat Kamerun, Ramadhan adalah momen romantisme antara pasangan yang telah menikah maupun yang telah bertunangan. Sebagai wujudnya, mereka bertukar hadiah. Tujuannya adalah mempererat hubungan kesalingan dalam menjalani ibadah Ramadhan. 

5. Melihat Bulan (Cape Town - Afrika Selatan)

Tradisi ini cocok bagi para pengamat bulan yang memiliki wewenang untuk menginformasikan waktu Idul Fitri sudah dekat di komunitas muslim Afrika Selatan.

Menariknya lagi, walaupun Ramadhan telah usai di tempat lain di dunia, komunitas muslim di negara ini akan berkumpul di Cape Town untuk menunggu maan kykers (pengamat bulan) yang memiliki tugas resmi, yaitu menginformasikan penampakan bulan dengan mata telanjang pada malam hari ketika awan cerah.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus