3 Masjid Bersejarah di Yogyakarta, Bisa Jadi Rekomendasi Wisata Religi

Octri Amelia Suryani - Masjid 17/10/2022
Masjid Gede Mataram Kota Gede (Foto: Wikipedia)
Masjid Gede Mataram Kota Gede (Foto: Wikipedia)

Oase.id - Yogyakarta tak hanya dikenal sebagai kota pelajar, tetapi juga sebagai kota wisata yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya. Tidak sedikit para perantau yang mengagumi keindahannya. Baik itu soal pendidikan, wisata, kuliner, budaya dan lain sebagainya.

Belum lama ini kota yang dijuluki sebagai kota pelajar memperingati hari ulang tahun yang ke 266. Setiap kenangan tentu akan menjadi lebih istimewa jika masih ada yang mengingatnya. Begitu juga dengan masjid-masjid bersejarah yang ada di Yogyakarta.

Kali ini ada beberapa masjid bersejarah yang akan dipaparkan, yang dapat menjadi rekomendasi bagi para pewisata. Terlebih lagi buat mereka yang memiliki jiwa peziarah. Karena selain wisata alam, wisata kuliner, wisata Religi juga menjadi salah satu tujuan.

Berikut masjid-masjid bersejarah yang dapat dikunjungi jika kalian berkunjung ke Yogyakarta:

1. Masjid Gede Mataram Kota Gede

Masjid yang berlokasi di kelurahan Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Bantul ini merupakan masjid tertua di Yogyakarta. Masjid ini memiliki gapura yang berbeda dengan masjid pada umumnya. Gapura yang ada di depan masjid menyerupai tempat peribadatan umat Hindu atau Buddha. Bentuk gapura tersebut ada yang menyebutnya sebagai rana/kelir, di mana jika ada orang yang hendak memasuki halaman masjid harus belok ke kanan.

Masjid ini dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama dibangun pada masa Sultan Agung yang berupa bangunan inti masjid yang masih berukuran kecil. Tahap kedua dibangun oleh Raja Kasunanan Surakarta, PakuBuwono X.

Perbedaan ini ditandai dengan adanya prasasti di masjid ini. Dan perbedaan pembangunan dari kedua tokoh tersebut juga terletak pada tiangnya, yang mana pada masa Sultan Agung tiangnya masih berbahan kayu. Sedangkan pada masa Paku Buwono sudah berbahan besi.

Masjid yang dibangun tahun 1587 oleh raja pertama Mataram Islam ini banyak dibantu oleh umat Hindu. Terlihat dari pintu masuk Masjid Gede Mataram yang berwujud Pura. Masjid ini memiliki bedug tua Kyai Dondong yang merupakan pemberian dari Nyai Pringgit. Bedug ini biasanya akan dipukul bila memasuki bulan suci Ramadhan dan kesehariannya digunakan untuk penanda masuknya waktu salat.

2. Masjid Gede Kauman

Masjid Gede Kauman adalah Masjid Raya Kesultanan Yogyakarta yang terletak di Jalan Kauman, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta. Tepatnya di sebelah Barat kompleks Alun-alun Utara.

Masjid yang memiliki luas 16.000 meter persegi ini dibangun hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponegoro dan Kyai Wiyokusumo sebagai arsiteknya. Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang sangat kental dengan nuansa keraton.

Masjid Gede Kauman juga terus dilakukan pemugaran oleh sultan-sultan selanjutnya. Masjid yang awalnya hanya satu bangunan utama saja, pada tahun 1775 dibangun serambi masjid karena jemaah terus bertambah. Selain untuk salat, fungsi serambi pada saat itu juga digunakan untuk pertemuan ulama. Selain itu, di sekitarnya didirikan juga pemukiman untuk para pengurus masjid dan masyarakat.

3. Masjid Soko Tunggal

Peresmian masjid Soko Tunggal diselenggarakan pada hari Rabu Pon tanggal 28 Februari 1973 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dan selesai dibangun pada 1 September. Masjid ini terletak di kawasan Tamansari, Kelurahan Patehan Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Masjid ini tepat berada di depan pintu masuk objek wisata Tamansari.

Nama "Soko Tunggal" berasal dari dua, yaitu "Soko" berarti tiang, dan "Tunggal" berarti satu. Maka, Soko Tunggal berarti satu tiang, di mana masjid ini hanya memiliki satu tiang penyangga. Biasanya masjid bangunan Jawa disangga minimal empat batang soko guru.

Meskipun masjid ini sarat akan makna, tapi uniknya selain hanya memiliki satu tiang, masjid ini juga dibangun tanpa menggunakan paku. Karena tiang besar yang ada pada masjid tersebut ditopang dengan batu penyangga yang disebut dengan umpak. Batu umpak ini berasal dari zaman pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam.

Demikian 3 masjid dan beberapa masjid bersejarah yang ada di Yogyakarta. Ketiga masjid ini masih ramai menjadi salah satu tempat yang dituju saat berziarah atau pun hanya sekedar mengetahui bentuk masjid tersebut.


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus