Masjid Kastil Preza: Permata Islam Abad Pertengahan di Jantung Albania

Oase.id - Di tengah lanskap Albania yang bergelombang, sekitar 22 kilometer dari ibu kota Tirana, berdiri sebuah bangunan penuh sejarah dan spiritualitas: Masjid Kastil Preza. Terletak di dalam kompleks benteng abad pertengahan yang megah, masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol abadi dari jejak Islam dan peradaban Ottoman di Eropa Tenggara.
Warisan Ottoman di Balik Tembok Benteng
Masjid Kastil Preza dibangun antara tahun 1528 hingga 1547, pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) di wilayah Balkan. Keberadaannya kala itu ditujukan untuk melayani kebutuhan spiritual para prajurit garnisun Ottoman serta keluarga-keluarga muslim yang tinggal di sekitar kastil.
Berbeda dari masjid-masjid pada umumnya yang berdiri sendiri, masjid ini menyatu erat dengan struktur benteng. Ia berdiri di dekat pintu masuk utama, di antara menara-menara batu yang menjulang dan tembok-tembok pertahanan kuno. Kehadiran masjid di dalam benteng ini mencerminkan peran strategis dan spiritual yang penting dalam struktur sosial militer Ottoman.
Restorasi dan Kebangkitan Fungsi Spiritual
Setelah bertahun-tahun mengalami kerusakan dan ketidakterawatan, Masjid Kastil Preza mengalami pemugaran besar pada awal 2010-an. Proyek restorasi dilakukan oleh Badan Koordinasi dan Kerjasama Turki (TIKA) dan selesai pada tahun 2015. Pada tanggal 13 Mei di tahun yang sama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan meresmikan pembukaan kembali masjid tersebut bersama para pejabat dari Albania dan Turki.
Restorasi ini tidak hanya memperbaiki struktur fisik bangunan, tetapi juga menghidupkan kembali fungsi spiritual dan sosial masjid bagi komunitas Muslim setempat dan wisatawan yang berkunjung dari berbagai penjuru dunia.
Mushaf Langka: Warisan Kaligrafi dari Topkapı
Yang membuat Masjid Kastil Preza semakin istimewa adalah keberadaan sebuah salinan Al-Qur’an langka yang menjadi artefak kebanggaan masjid. Mushaf ini merupakan replika karya kaligrafer terkenal Ottoman, Ahmed Karahisari, yang naskah aslinya disimpan di Istana Topkapı, Istanbul.
Disumbangkan langsung oleh Presiden Erdoğan pada kunjungannya ke Albania pada 2015, Al-Qur’an ini memiliki dimensi dan bobot yang mencengangkan: berat 17 kilogram, dengan panjang 60 sentimeter dan lebar 42 sentimeter. Kaligrafinya memikat mata dan menampilkan keanggunan seni Islam klasik yang sulit ditemukan di tempat lain.
Menurut imam masjid, Kasem Hafizi, yang telah melayani selama lebih dari tiga dekade, mushaf ini merupakan salah satu koleksi paling langka di dunia. Saat ini, kitab suci tersebut disimpan dalam kotak kaca transparan sebagai perlindungan dan juga untuk dinikmati secara visual oleh para pengunjung.
Masjid yang Hidup: Antara Ziarah, Sejarah, dan Komunitas
Masjid Kastil Preza bukan hanya ruang ibadah—ia juga menjadi pusat interaksi sosial. Berada dalam area benteng yang terbuka dengan pemandangan pegunungan dan dataran Tirana, tempat ini menjadi favorit untuk ziarah, pelesir sejarah, hingga piknik keluarga. Keindahan panorama yang mengelilinginya memberi ketenangan bagi setiap pengunjung yang datang.
Sebagai salah satu situs warisan budaya dan keagamaan, masjid ini kini menjadi titik temu antara masa lalu dan masa kini. Ia mengajak setiap orang—baik Muslim maupun non-Muslim—untuk menghargai nilai sejarah, toleransi, dan keindahan peradaban Islam yang hidup berdampingan di jantung Eropa.
Mengunjungi Masjid Kastil Preza bukan sekadar wisata sejarah, melainkan perjalanan lintas waktu yang menyentuh sisi spiritual, budaya, hingga estetika.
Dari segi sejarah, masjid ini merupakan saksi bisu kehadiran dan pengaruh Kesultanan Ottoman di kawasan Balkan. Dibangun pada abad ke-16, ia menyimpan jejak arsitektur militer dan kehidupan spiritual pasukan Utsmaniyah yang menetap di kawasan benteng Preza. Setiap batu dan lengkung bangunannya seolah menyimpan cerita masa silam yang menanti untuk ditemukan.
Secara spiritual, masjid ini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah, memperkuat perannya sebagai ruang yang hidup. Lebih dari itu, keberadaan mushaf langka—sebuah salinan Al-Qur’an karya kaligrafer Ottoman ternama Ahmed Karahisari—menjadikannya destinasi yang menghubungkan iman dengan warisan seni Islam yang luhur.
Keunikan arsitektur Masjid Kastil Preza tak bisa dilewatkan. Berdiri di dalam struktur benteng, masjid ini menawarkan visualisasi yang tidak biasa: sebuah rumah ibadah yang menyatu dengan bangunan pertahanan kuno, memberikan nuansa otentik yang tak mudah ditemukan di tempat lain.
Dari sisi budaya, masjid ini menjadi simbol penting keharmonisan masyarakat setempat. Ia bukan hanya ruang ibadah bagi umat Islam, tetapi juga titik temu lintas generasi dan komunitas. Sebagai warisan budaya, masjid ini mencerminkan semangat toleransi dan koeksistensi yang telah berlangsung selama berabad-abad di Albania.
Dan tentu saja, keindahan panorama dari dataran tinggi Tirana yang mengelilingi kastil menjadikan tempat ini surga kecil bagi pencinta alam dan fotografi. Pemandangan kota dari ketinggian, berpadu dengan udara segar dan suasana damai masjid, menjadikan setiap kunjungan sebagai pengalaman yang menenangkan jiwa.
Masjid Kastil Preza adalah saksi bisu perjumpaan sejarah dan spiritualitas. Bagi siapa pun yang ingin menyelami jejak Islam di Eropa, menengok warisan seni kaligrafi, atau sekadar mengagumi panorama dari atas benteng, masjid ini adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Seperti Al-Qur’an besar yang disimpan di dalamnya, Preza menyimpan pesan agung: bahwa keindahan Islam bisa hidup dalam damai, sejarah, dan harmoni budaya. (dailysabah)
(ACF)