Bisht Al-Ahsa Simbol Budaya yang Kaya
Oase.id - Al-Ahsa dikenal dengan beragam industri dan kerajinan tangannya, khususnya bisht Hasawi, yang dicari di seluruh dunia Arab. Alasannya, jahitannya yang indah, kualitasnya, dan sulamannya yang rumit.
Bisht Hasawi disukai oleh para pejabat tinggi, pejabat, dan pebisnis karena estetikanya serta kekayaan budaya yang diwakilinya, Saudi Press Agency melaporkan baru-baru ini.
Bisht ini tersedia dalam kain gelap atau terang tergantung selera, acara, dan musim.
Pakaian ini sering dihiasi dengan benang sutra, serta sulaman zari emas dan perak dalam nuansa kuning, rona kemerahan, dan putih, SPA melaporkan.
Bisht buatan tangan terus diminati meskipun ada pilihan yang dibuat dengan mesin.
Keluarga tertentu di Al-Ahsa dan di tempat lain di Kerajaan ini terkenal karena keahlian mereka dalam membuat bisht buatan tangan dan kerajinan, dengan perhatian cermat pada desain, bentuk, dan sulaman.
Harga bervariasi berdasarkan pengerjaan, kualitas kain, dan jenis zari yang digunakan. Kain dari Jepang atau Kashmir, bersama dengan zari Jerman, merupakan faktor penentu biaya.
Bisht musim dingin, yang ditenun dari bulu unta, memiliki kualitas yang bervariasi dan dibedakan berdasarkan ketebalan dan beratnya dibandingkan dengan yang dibuat untuk musim panas.
Kain bisht ditenun di Arab Saudi, Suriah, dan Yordania, dengan Tiongkok dan India menawarkan pilihan produksi serupa, SPA menambahkan.
Hiasan bisht Hasawi musim dingin awalnya menggunakan benang sutra, dan kemudian memadukan emas dan perak.
Menjahit karmuk, bagian lebar yang dihiasi dengan zari, dapat memakan waktu 14 hari dengan tangan, sementara mesin dapat menyelesaikan tugas tersebut dalam waktu dua jam.(arabnews)
(ACF)