Penjelajah Inggris Bersiap Menyusuri Arab Saudi dari Selatan hingga Utara dengan Berjalan Kaki

N Zaid - Arab Saudi 20/11/2025
Foto: Arabnews
Foto: Arabnews

Oase.id - Penjelajah asal Inggris, Rosie Stancer, bersama timnya tengah bersiap memulai ekspedisi melintasi Arab Saudi dari selatan hingga utara pada pekan ini. Perjalanan tersebut akan mengikuti jalur perdagangan dupa kuno sepanjang kurang lebih 2.000 kilometer, yang ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan.

Kepada Arab News, Stancer menjelaskan bahwa ekspedisi ini bertujuan mendalami dampak perubahan iklim serta cara komunitas lokal beradaptasi. “Kami juga ingin mempelajari bagaimana Vision 2030 Arab Saudi membangun masa depan berkelanjutan dengan berakar pada warisan budayanya,” ujarnya.

Menelusuri kota bersejarah dan gurun legendaris

Perjalanan akan dimulai dari Najran, pusat perdagangan kuno di barat daya. Dari sana, tim akan melintasi Gurun Empty Quarter, Nafud, hingga pegunungan Sarawat. Rute tersebut membawa mereka melalui berbagai kawasan budaya penting di sepanjang sisi barat Kerajaan, seperti Hima, Bisha, Madinah, Khaybar, AlUla, hingga Tabuk.

Ekspedisi kemudian dilanjutkan melewati kawasan megaproyek masa depan NEOM, sebelum berakhir di pesisir Teluk Aqaba.

Bagian dari “Trilogi Gurun”

Stancer menyebut perjalanan ini merupakan bagian ketiga dari proyek besar mereka yang dinamakan “Desert Trilogy.”

Bagian pertama dilakukan pada Agustus 2021, ketika mereka menyeberangi gurun muda Aral Kum di Asia Tengah.

Bagian kedua berlangsung pada 2023, saat tim menyeberangi Semenanjung Sinai bersama komunitas Badui.

“Kali ini kami berada di Arab Saudi untuk menutup bagian ketiga trilogi, mengikuti jalur perdagangan dupa yang telah dilalui selama berabad-abad,” kata Stancer.

Tim dan metode perjalanan tradisional

Tim ekspedisi terdiri atas Pom Oliver, Rosie Cecil, Arabella Dorman, Andrea Tennant, Lee Watts, serta Putri Abeer Al-Saud. Mereka akan bepergian dengan dukungan unta pembawa peralatan, serta satu unit Ford Expedition 2025 yang disediakan Mohamed Yousuf Naghi Motors di Jeddah.

“Kami berjalan kaki bersama unta, sebagaimana para pedagang kuno melakukannya. Kami ingin menghormati tradisi tersebut,” ujar Stancer.

Putri Abeer Al-Saud akan bergabung dalam beberapa bagian perjalanan, dan tim juga berencana mengajak perempuan Saudi di wilayah yang mereka lalui untuk ikut bergabung.

Mengangkat warisan budaya dan peran perempuan

Selain riset perubahan iklim, ekspedisi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran mengenai kerja Turquoise Mountain Trust, lembaga yang mendukung pelestarian kerajinan lokal. Stancer mengatakan rombongan ingin menyoroti warisan budaya Arab Saudi, perubahan peran perempuan, serta mempererat hubungan dagang dan kemitraan antara Inggris dan Arab Saudi.

Mereka juga menyoroti berbagai proyek restorasi budaya yang mendukung pilar ekonomi, sosial, dan budaya dalam Visi 2030 yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Ini merupakan kunjungan ketiga Stancer ke Arab Saudi. “Negeri ini memikat saya karena begitu menghargai warisan dan tradisinya, sekaligus bergerak cepat menuju masa depan yang berkelanjutan,” tuturnya.

Selain itu, Stancer akan melakukan penelitian mengenai dampak psikologis dan fisik dari hidup di lingkungan terpencil dalam waktu panjang selama ekspedisi. (newsarab)


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus