Cara Mencuci Pakaian dalam Islam agar Bersih dari Najis
Oase.id - Kebersihan adalah salah satu prinsip yang sangat penting dalam ajaran Islam. Kebersihan ini tidak hanya mencakup kebersihan fisik, tetapi juga kebersihan spiritual, termasuk menjaga pakaian dari najis.
Najis adalah segala sesuatu yang dianggap kotor secara syar'i dan dapat menghalangi ibadah seseorang, terutama shalat. Oleh karena itu, mencuci pakaian agar bersih dan suci dari najis merupakan bagian penting dari menjaga kebersihan menurut syariat Islam.
Berikut adalah panduan tentang cara mencuci pakaian agar bersih dari najis:
Identifikasi Jenis Najis
Sebelum mencuci pakaian, penting untuk mengetahui jenis najis yang menempel pada pakaian, karena setiap najis memiliki perlakuan yang berbeda. Secara umum, najis terbagi menjadi tiga jenis:
Najis Mughallazah (Najis Berat): Najis ini berasal dari anjing dan babi. Jika pakaian terkena najis mughallazah, pakaian tersebut harus dicuci sebanyak tujuh kali, salah satunya menggunakan tanah atau benda serupa yang bisa membersihkan (dalam praktik modern bisa menggunakan sabun atau deterjen yang efektif).
Dikutip dari Rumaysho, disunnahkan, membersihkannya yang pertama dengan menggunakan debu dengan cara mencampur debu yang suci bersama air lantas mencuci bagian yang najis pada pakaian.
Najis Mutawassitah (Najis Sedang): Najis ini mencakup darah, air kencing, kotoran manusia dan hewan, serta cairan lain yang keluar dari tubuh. Cara mencucinya adalah dengan menghilangkan najis secara fisik, lalu membasuhnya dengan air hingga hilang warna, bau, dan rasa najis tersebut.
Najis Mukhaffafah (Najis Ringan): Najis ini termasuk air kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan padat. Cara mencucinya cukup dengan membasuhnya dengan air hingga bersih.
Membersihkan Najis Sebelum Dicuci
Sebelum memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci, pastikan untuk membersihkan bagian yang terkena najis terlebih dahulu. Caranya adalah dengan menghilangkan najis secara fisik (misalnya dengan menggosok atau mengelapnya) dan kemudian membilasnya dengan air bersih.
Sebab, jika pakaian yang terkena najis dalam proses pencuciannya dicampur dengan pakaian lain, maka pakaian yang bersih atau yang suci bisa berubah menjadi najis apabila benda itu terkena najis karena terpapar bau, rasa atau warna yang datang dari pakaian yang terkena najis.
Sebab itu, untuk najis berat seperti najis anjing atau babi, pakaian harus dicuci tujuh kali, dan salah satunya dengan tanah atau bahan pembersih yang setara. Ini bisa dilakukan sebelum memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci atau melalui proses yang terpisah.
Menggunakan Air yang Bersih
Yang utama dalam membersihkan najis adalah dengan menggunakan air bersih (suci dan menyucikan).
Air harus dalam jumlah yang cukup untuk menghilangkan kotoran dan najis yang ada. Dalam konteks mesin cuci, pastikan air yang digunakan mengalir dan cukup banyak untuk membersihkan pakaian secara menyeluruh. Mesin cuci yang otomatis umumnya menggunakan air dalam jumlah cukup dan mengalir, sehingga bisa dianggap sesuai dengan syariat dalam membersihkan pakaian dari najis.
Proses Pembilasan yang Cukup
Setelah proses pencucian, pakaian harus dibilas dengan baik hingga tidak ada sisa sabun, deterjen, atau najis yang menempel. Jika ada bekas sabun atau kotoran, sebaiknya dilakukan pembilasan tambahan hingga benar-benar bersih. Beberapa mesin cuci modern memiliki pilihan untuk melakukan pembilasan lebih dari satu kali, yang membantu memastikan pakaian suci dari najis.
Memilih Sabun atau Deterjen yang Efektif
Penggunaan sabun atau deterjen adalah langkah penting dalam proses mencuci pakaian. Sabun atau deterjen membantu menghilangkan kotoran dan najis dari pakaian.
Penggunaan bahan pembersih modern seperti sabun atau deterjen sudah dianggap memadai untuk menggantikan tanah dalam mencuci najis berat (mughallazah), terutama jika sabun tersebut efektif membersihkan kotoran.
Memastikan Kebersihan Mesin Cuci
Selain memastikan kebersihan pakaian, mesin cuci yang digunakan juga harus bersih dari najis. Jika mesin cuci pernah digunakan untuk mencuci pakaian yang terkena najis, sebaiknya mesin tersebut dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu, misalnya dengan menjalankan siklus pencucian kosong menggunakan air bersih tanpa pakaian.
Niat dan Kepentingan Spiritual
Dalam setiap tindakan mencuci untuk membersihkan najis, niat sangat penting. Berniat untuk membersihkan pakaian dari najis agar pakaian suci digunakan dalam ibadah, seperti shalat, adalah bagian dari upaya menjaga kebersihan spiritual dan fisik.
Panduan Berdasarkan Madzhab
Beberapa madzhab dalam Islam memberikan panduan yang sedikit berbeda mengenai cara membersihkan najis. Sebagai contoh, dalam madzhab Syafi'i, air yang digunakan untuk mencuci pakaian harus mengalir dan cukup banyak untuk dianggap memadai dalam mensucikan pakaian. Oleh karena itu, mesin cuci otomatis yang menggunakan air dalam jumlah banyak dan melalui beberapa siklus pencucian dianggap sudah memenuhi syarat dalam mensucikan pakaian dari najis.
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa terdapat pendapat bahwa air bukan satu-satunya yang dapat digunakan untuk mensucikan namun juga sarana lain yang bisa membersihkan najis itu.
Dikutip dari Rumaysho, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Pendapat yang terkuat dalam masalah ini bahwasanya najis kapan saja ia hilang dengan cara apa pun, maka hilang pula hukum najisnya.
Karena hukum terhadap sesuatu jika illah (sebab)-nya telah hilang, maka hilang pula hukumnya. Akan tetapi tidak boleh menggunakan makanan dan minuman untuk menghilangkan najis tanpa ada keperluan karena dalam hal ini menimbulkan mafsadat terhadap harta dan juga tidak boleh beristinja’ dengan menggunakan keduanya
Mengamalkan kebersihan dalam Islam bukan hanya menjaga penampilan fisik, tetapi juga menunjukkan ketaatan terhadap ajaran agama, sekaligus menjaga keharmonisan antara kebersihan jasmani dan rohani.
Dengan mengikuti panduan ini, umat Muslim dapat menjaga kebersihan pakaian mereka dan memastikan pakaian tersebut layak digunakan untuk ibadah.
(ACF)