Mengenal Sejarah Masjid Baiturrahman yang Tidak Hancur Diterpa Tsunami Aceh

Octri Amelia Suryani - Masjid 26/09/2022
Masjid Baiturrahman Aceh (MI-Rommy Pujianto)
Masjid Baiturrahman Aceh (MI-Rommy Pujianto)

Oase.id - Aceh adalah sebuah provinsi di Indonesia yang ibu kotanya berada di Banda Aceh. Aceh juga diberi status sebagai daerah istimewa dan juga diberi kewenangan otonomi khusus. Menurut sejarah, Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonsia dan memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Selain itu, Aceh juga dijuluki sebagai Serambi Mekah. Julukan ini disebut oleh Syekh Nuruddin AR-Raniry. Bukan tanpa alasan, Syekh Nuruddin Ar-Raniry menyebut Aceh sebagai Serambi Mekkah karena menjadi tempat persinggahan calon jamaah haji yang hendak ke kota Makkah.

Aceh memiliki masjid yang menjadi peninggalan Kerajaan Aceh, dan juga menjadi simbol agama, budaya, dan perjuangan masyarakat Aceh. Konon katanya masjid bernama Baiturrahman ini bukan hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh, tetapi juga menjadi markas pertahanan terhadap serangan para penjajah.

Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa masjid ini didirikan pada 1612 M, pada masa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Namun, ada juga yang meyakini bahwa masjid Baiturrahman ini telah dibangun sejak 1292 M oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah.

Terlepas dari perbedaan pendapat terkait pembangunan Masjid Baiturrahman, sebenarnya sebagian masjid tersebut pernah dibakar oleh Belanda pada 10 April 1873. Demi mengambil kembali hati rakyat Aceh yang murka, Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali masjid agung yang baru.

Peletakan batu pertama pembangunan kembali masjid ini dilakukan pada 9 Oktober 1879 oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Dan selesai pada 27 Desember 1881, lalu diresmikan saat itu juga.

Tapi tidak semudah itu untuk meluluhkan rakyat Aceh yang murka tersebut. Meskipu masjid telah dibagun, tidak sedikit rakyat Aceh yang menolak untuk beribadah di masjid ini karena dibangun oleh Belanda. Meskipun begitu, kini Masjid Raya Baiturrahman menjadi kebanggaan tersendiri bagi Banda Aceh.

Masjid ini memiliki satu kubah dan satu menara saat selesai dibangun oleh Belanda pada 1881. Lalu pada 1935, 1958, dan 1982 ditambahkan kubah yang lainnya, sehingga masjid Baiturrahman memiliki tujuh kubah dan delapan menara yang menambah indahnya masjid tersebut.

Perancang Masjid Baiturrahman yang baru adalah seorang kapten angkatan darat Belanda bernama Gerrit van Bruins. Untuk menentukan arsitektur masjid, ia juga berkonsultasi dengan Snouck Hurgronje dan penghulu Masjid Bandung. Masjid ini memiliki ciri khas gaya arsitektur Mughal, yang ditandai bangunannya memiliki menara dan kubah besar seperti Taj Mahal di India.

Keunikan lainnya terdapat pada pintunya, masjid ini memiliki tiga pintu besar yang terbuat dari kayu dan dihiasi banyak ornamen. Interior masjid ini dihiasi dengan dinding dan pilar ber-relief, tangga marmer dan lantai dari China, serta kaca patri dari Belgia.

Selain dikenal dengan keindahannya, masjid ini juga dikenal oleh kalangan luas ketika terjadinya tsunami Aceh pada tahun 2004. Dalam bencana itu bangunan di sekitar masjid rata bersama tanah, dengan izin Allah Masjid Baiturrahman tetap berdiri, dan dijadikan tempat pengungsian bagi para korban bencana tersebut.


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus