Maksiat Menyebabkan Kekhwatiran dan Ketakutan Hati

N Zaid - Maksiat 03/01/2024
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Kemaksiatan akan menimbulkan kekhawatiran di dada pelakunya. Itu lah sunnatullah. Dan sebaliknya, ketaatan membawa rasa tentram. Sekarang tentang jalan mana yang akan kita pilih sebagai manusia dan juga muslim. 

Ibnu Qayyim al-Jaujiyyah dalam kitabnya Ad-Daa' Wa Ad- Dawaa' memberikan ulasan yang menggugah dan patut diresapi setiap orang yang berjuang untuk menuju ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. 

Disebutkan bahwa, di antara dampak dosa adalah Allah menanamkan kekhawatiran dan ketakutan dalam hati pelakunya. Tidaklah Anda melihat pelaku maksiat, melainkan dia berada dalam keadaan takut dan khawatir.

Sesungguhnya ketaatan merupakan benteng Allah yang terkuat. Siapa saja yang memasukinya akan mendapatkan keamanan dari hukuman dunia dan akhirat. Begitu pula, siapa saja yang keluar darinya akan diliputi oleh perkara-perkara yang menakutkan dari segala penjuru.

Barang siapa yang menaati Allah maka perkara-perkara yang menakutkan berubah menjadi keamanan untuknya, sedangkan barang siapa yang mendurhakai-Nya maka keamanannya berubah menjadi perkara yang menakutkan.

Tidaklah Anda melihat seorang pelaku maksiat, melainkan hatinya seolah-olah berada di antara dua sayap burung Jika angin menggerakan daun pintu, ia berkata:" Datanglah orang yang mencariku." Jika ia mendengar langkah kaki, ia takut bahwa ada orang yang sedang mengancam dirinya. Ia menyangka setiap teriakan tertuju kepadanya dan semua kebencian diarahkan untuknya. Barang siapa yang takut kepada Allah niscaya llah akan membuatnya merasa aman dari segala hal, sedangkan barang siapa yang tidak takut kepada Allah niscaya Allah akan membuatnya takut terhadap segala hal.

Allah tetapkan di antara manusia sejak mereka dicipta bahwa rasa takut dan kejahatan adalah pasangan

Di antara dampak maksiat lainnya adalah menyebabkan timbulnya keterasingan yang dahsyat dalam hati. Pelaku maksiat mendapati dirinya terasing, baik antara dirinya dan Rabbnya, antara dirinya dan para makhluk, serta antara dirinya dan jiwannya. Setiap kali maksiat bertambah maka rasa keterasingan pun semakin dahsyat menerpa.

Kehidupan yang paling pahit adalah kehidupan orang-orang yang merasa terasing dan takut. Adapun sebaik-baik kehidupan adalah kehidupan yang penuh ketentaraman, keceriaan, dan persahabatan. 

Sekiranya orang yang berakal mau berpikir serta memandingkan antara kelezatan maksiat dan akibat yang ditimbulkannya, berupa ketakutan dan keterasingan, tentu ia menyadari bahwa ia benar-benar tertipu dan berada dalam kondisi buruk. Ia menjual keceriaan, rasa aman, serta manisnya ketaatan dengan keterasingan dalam kasiat sekaligus ketakutan dan kemudharatan yang ditimbulkannya,

Jika engkau merasa terasing karena dosa, maka tinggalkanlah, jika engkau mau, dan raihlah kebahagiaan. 

Rahasia perkara ini, ketaatan memberi kedekatan dengan Rabb. Jika kedekatan tersebut semakin menguat, maka kebahagiaan pun semakin bertambah. Sebaliknya, kemaksiatan mennyebabkan kejauhan dari Rabb. Apabila dosa tersebut terus bertambah, maka rasa terasing pun seakin menguat.

Oleh karenanya seseorang merasakan keterasingan hadir antara dirinya dan musuhnya dikarenakan jauhnya perasaan di antara keduanya, meskipun dia tinggal berdampingan dan berdekatan dengan musuh tersebut. Sebaliknya ia merasakan persahabatan dan kedekatan antara dirinya dan orang yang dicintainya, meskipun dia berada jauh darinya.

Rasa terasing muncul karena adanya penghalang. Jika penghalang itu semakin tebal dan kuat maka rasas terasing seamakin bertambah. Kelalaian menimbulkan rasa terasing, namun rasa terasing akibat maksiat lebih dahsyat, bahkan yang lebih hebat daripadanya adalah ketasingan akibat kesyirikan melainkan tampak pada dirinya rasa terasing sesuai dengan kadar kesyirikan yang dilakukannya. Rasa terasing itu kemudian meningkat pada wajah dan hati, hingga dia merasa terasing dan orang lain pun merasa asing darinya.


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus