Umat Islam Diharap Mengembangkan Cara Berpikir Toleran

Medcom.id - Kerukunan dan Toleransi 24/02/2020
Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez

Oase.id- Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin mengimbau agar umat Islam mau mengembangkan cara berpikir toleran. Umat harus mengedepankan penafsiran ajaran agama Islam yang membawa kerukunan.
 
"Kita harus mengembangkan cara berpikir yang toleran, jangan sampai berkembang narasi-narasi yang intoleran, narasi kebencian, narasi konflik dalam menyampaikan ajaran agama," kata Ma'ruf saat menghadiri peringatan HUT ke-66 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, sebagaimana dilansir dari Medcom.id pada Senin, 24 Februari 2020.

Ma'ruf mengatakan cara berpikir intoleran akan melahirkan kelompok takfiri. Kelompok tersebut yang menganggap golongannya paling benar dan menganggap golongan lain salah.

 

 

"Cara berpikir tidak toleran itu disebutnya sebagai ananiyah, fanatisme kelompok, artinya kelompok ini mengatakan yang benar hanya golongannya saja, yang lain tidak benar yang lain sesat, yang lain kafir, dan melahirkan kelompok takfiri," kata dia.

Mantan Rais Aam PBNU itu berpesan kepada umat Islam untuk menghindari cara berpikir intoleran supaya tercipta kerukunan dan kedamaian. Cara berpikir intoleran harus terus dikawal dan dikurangi agar tidak menciptakan pemahaman radikal.
 
"Cara berpikir seperti ini yang harus kita kawal, kita jaga, agar Indonesia tetap dalam keadaan yang rukun, yang damai, yang sejuk. Dan ini (fanatisme) bermula dari cara memberikan penafsiran-penafsiran keagamaan yang tidak toleran," kata dia.
 
Menurut dia, cara berpikir toleran hanya terwujud jika masyarakat menerapkan ajaran Islam moderat sesuai yang diyakini NU. Dengan memiliki cara berpikir toleran, penyebarluasan paham radikal dapat dikurangi dan aksi terorisme tak lagi terjadi.
 
"Kita tidak boleh membiarkan berkembangnya cara berpikir dan cara bersikap yang intoleran, yang kemudian melahirkan sikap radikalisme dan bisa menimbulkan lahirnya terorisme," ujar dia.


(SBH)
Posted by Sobih AW Adnan