Kemenag Luncurkan Program SERASI untuk Tekan Angka Perceraian Pasangan Muda

N Zaid - Pernikahan 22/05/2025
ilustrasi. Foto: Pixabay
ilustrasi. Foto: Pixabay

Oase.id - Kementerian Agama melalui Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah memperkenalkan Sekolah Relasi Suami Istri (SERASI), sebuah program pembinaan khusus bagi pasangan muda yang telah menikah antara satu hingga lima tahun. Inisiatif ini diluncurkan sebagai upaya konkret menurunkan angka perceraian serta memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia.

Berdasarkan data dari Direktorat Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung, selama lima tahun terakhir tercatat 604.463 kasus perceraian terjadi pada pasangan dengan usia pernikahan satu sampai lima tahun—angka tertinggi dibanding kelompok usia pernikahan lainnya. Fenomena ini menjadi landasan utama dibentuknya program SERASI sebagai langkah preventif.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Cecep Khairul Anwar, menjelaskan bahwa SERASI terdiri atas dua layanan inti: Bimbingan Relasi Harmonis dan Bimbingan Literasi Keuangan Keluarga. Kedua layanan ini dirancang untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dalam membangun hubungan suami istri yang sehat dan stabil.

“Layanan Relasi Harmonis merupakan pendampingan pasca-akad nikah yang bertujuan mencegah perceraian, terutama pada masa-masa rentan di lima tahun pertama pernikahan,” ujar Cecep dalam kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Literasi Keuangan Keluarga yang digelar di Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Dalam bimbingan ini, pasangan akan dilatih mengenali permasalahan rumah tangga, mengembangkan komunikasi efektif, serta membiasakan musyawarah dalam menyelesaikan konflik. Cecep menekankan pentingnya membentuk relasi suami istri yang saling mendukung dalam menghadapi dinamika kehidupan berumah tangga.

Adapun layanan Literasi Keuangan Keluarga bertujuan meningkatkan kemampuan pasangan dalam mengelola keuangan rumah tangga. Materi yang diberikan meliputi penyusunan anggaran, manajemen dana darurat, hingga pemahaman investasi yang sesuai prinsip syariah.

“Di tengah derasnya arus digitalisasi, tantangan finansial semakin besar. Tanpa kecakapan keuangan yang memadai, rumah tangga bisa terguncang oleh godaan seperti belanja daring dan pinjaman digital,” jelas Cecep.

Program SERASI juga melibatkan penghulu dan penyuluh agama yang telah mendapatkan pelatihan khusus. Menurut Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto, para pendamping ini tidak hanya aktif di Kantor Urusan Agama, tetapi juga hadir langsung di lingkungan tempat tinggal pasangan muda.

Zudi berharap, melalui program ini, tercipta keluarga-keluarga yang adil, harmonis, dan tangguh. “Kami ingin ketahanan keluarga di Indonesia semakin kokoh, dan angka perceraian bisa ditekan secara signifikan,” ujarnya menutup pernyataan. (kemenag)


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus