Ini Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah yang Jarang Diketahui
Oase.id - Bulan Dzulqa'dah merupakan bulan ke-11 dalam kalender Hijriah. Dzulqa'dah diartikan tempat yang diduduki. Bulan ini termasuk bulan suci, dan Allah memilih bulan ini sebagai bulan haram, yang dimana umat islam yang perbuatan dosa akan diganjar berlipat ganda dan begitu sebaliknya kebaikan akan dilipatgandakan. Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda :
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban. (HR. Bukhari, No. 3197)
Pada bulan Dzulqa'dah ini pada zaman Nabi dilarang berperang, begitu pula pada bulan haram lainnya. Dan menggantinya dengan mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah. Berikut oase.id rangkum beberapa keistimewaan bulan Dzulqa'dah :
1. Bulan baik untuk Umroh
Pada bulan Dzulqa'dah, disunahkan untuk melaksanakan ibadah umroh. Sebagaimana Nabi ﷺ selalu melakukan umroh pada bulan ini hingga sebanyak 4 kali. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ mengatakan,
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَمَرَ أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي مَعَ حَجَّتِهِ: عُمْرَةً مِنَ الْحُدَيْبِيَةِ، أَوْ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melakukan umrah sebanyak empat kali, semuanya di bulan Dzulqa’dah, kecuali umrah yang dilakukan bersama haji. Empat umrah itu adalah umrah Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah, umrah tahun depan di bulan Dzulqa’dah,(HR. Bukhari, No. 1780)
2. Dilarang berbuat Aniaya
Allah berfirman dalam QS At-Taubah ayat 36 :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu"
Para Ulama menjelaskan bahwa makna dari “Maka janganlah kamu Menganiaya diri” ialah jangan sampai seseorang melakukan maksiat. Sebab melakukan dosa di bulan haram dosanya akan lebih besar dari pada bulan lainnya.
3. Kasih Nabi Musa
Pada bulan ini, Allah SWT berjanji kepada Nabi Musa AS untuk berbicara dengannya selama 30 malam di bulan Dzulqa’dah dan ditambahkan sepuluh malam pada awal bulan Dzulhijjah. Seperti dalam QS. Al-A'raaf: 142 :
وَوٰعَدۡنَا مُوۡسٰى ثَلٰثِيۡنَ لَيۡلَةً وَّاَتۡمَمۡنٰهَا بِعَشۡرٍ فَتَمَّ مِيۡقَاتُ رَبِّهٖۤ اَرۡبَعِيۡنَ لَيۡلَةً ۚ وَقَالَ مُوۡسٰى لِاَخِيۡهِ هٰرُوۡنَ اخۡلُفۡنِىۡ فِىۡ قَوۡمِىۡ وَاَصۡلِحۡ وَلَا تَتَّبِعۡ سَبِيۡلَ الۡمُفۡسِدِيۡنَ
"Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan."
Allah SWT mengingatkan Bani Israil tentang apa yang mereka peroleh, yaitu hidayah, berupa firman-Nya langsung kepada Nabi Musa dan pemberian Kitab Taurat oleh-Nya, di dalamnya terdapat beberapa ketentuan dan keterangan mengenai hukum bagi Bani Israil.
(ACF)