Pohon Zaitun, Za'atar, Kaktus: Tumbuhan Simbolis Palestina dan Makna di Baliknya

N Zaid - Negara Muslim 24/09/2022
Mahfoza Oud Palestina berusia 60 tahun menangis dan memeluk pohon zaitunnya di desa Salem, Tepi Barat, setelah pasukan Israel menebang pohon itu pada November 2005 (AFP)
Mahfoza Oud Palestina berusia 60 tahun menangis dan memeluk pohon zaitunnya di desa Salem, Tepi Barat, setelah pasukan Israel menebang pohon itu pada November 2005 (AFP)

Tumbuhan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai simbol persatuan dan kebangsaan Palestina. Di Palestina, ada makna tertentu dari tumbuhan-tumbuhan itu.

Selama bertahun-tahun, Palestina telah menemukan berbagai cara untuk menggambarkan dan melestarikan warisan mereka, sebagai bentuk perlawanan.

Hal ini telah dilakukan melalui seni tatreez, sulaman rakyat tradisional, dan melalui lagu dan cerita rakyat, serta melalui makanan dan seni, antara lain. Bagi banyak orang Palestina, simbol penting dalam menyatukan dan memperkuat identitas mereka.

Di sekitar kota-kota hijau yang subur dan beragam di Palestina, tanaman dan bunga telah menjadi perwakilan perjuangan di bawah pendudukan, dan dipandang sebagai simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik dan kembali ke tanah air mereka.

Berikut lima tumbuhan yang mekar di sekitar Palestina, dan apa yang dilambangkan oleh orang Palestina, seperti dikutip dari Middle East Eye.

1. Zaytoun (Pohon Zaitun)

embed
Palestina memiliki beberapa pohon zaitun tertua di dunia, beberapa di antaranya berusia hampir 5.000 tahun. Merupakan kebiasaan bagi keluarga untuk mewariskan pohon zaitun kepada anak dan cucu mereka, mempercayakan generasi mendatang untuk merawat mereka.

Pohon-pohon telah menjadi sangat penting bagi warisan Palestina, mencerminkan sejarah negara itu, dengan akarnya yang kuat melambangkan hubungan Palestina dengan tanah air mereka.

Pohon-pohon sering digambarkan dalam karya seni, dengan akar dan cabangnya menggambarkan rasa sakit karena terlantar dan tercabut dari tanah mereka karena pendudukan dan kolonialisme pemukim.

Pada saat yang sama, zaitun dan daun mewakili harapan dan warisan Palestina. Setiap tahun, khususnya selama bulan Oktober dan November, keluarga dan petani berkumpul untuk musim memetik zaitun, sebuah praktik yang telah dilakukan secara turun-temurun. Prosesnya disebut “al Ouna”, yang berarti saling membantu untuk memanen pohon yang sama dengan nenek moyang mereka.

Meski melelahkan, musim panen zaitun dinikmati oleh warga Palestina karena menyatukan orang-orang dalam komunitas dan merupakan sumber pendapatan.

Zaitun dan minyak zaitun dapat ditemukan di hampir setiap rumah tangga Palestina, serta produk lain yang dibuat dari pohon itu, seperti kosmetik dan sabun alami.

Selama periode ketegangan, warga Palestina akan berkumpul untuk melindungi pohon zaitun mereka dari pembakaran, perusakan, atau pencabutan, menunjukkan betapa pentingnya pohon zaitun bagi kehidupan dan mata pencaharian warga Palestina.

2. Sabar (Kaktus Opuntia)

embed
Meski berduri di luar, kaktus banyak digemari di Palestina. Tanaman ini dapat tumbuh subur dalam kondisi kering dan keras, dan terkenal karena kemampuannya bertahan dari kekeringan.

Bagi orang Palestina, kaktus melambangkan kesabaran dan ketangguhan. Kata "sabar" dalam bahasa Arab berarti "kesabaran", dan selama masa setelah Nakba, atau bencana, tahun 1948, di mana ratusan ribu orang Palestina dipaksa mengungsi dan diasingkan dari rumah mereka, orang-orang saling mendorong untuk tetap sabar, tabah. dan tabah.

Tanaman berduri ini juga terkenal karena kemampuannya untuk tumbuh subur di mana saja, sesuatu yang menurut banyak orang Palestina dapat mereka hubungkan, setelah diasingkan di seluruh dunia.

Saat ini, kaktus digambarkan dalam seni, puisi, dan sastra Palestina, karena kualitasnya yang dibandingkan dengan orang Palestina.

Buah yang berasal dari kaktus ini juga sangat dihargai di kalangan orang Palestina karena rasanya yang manis. Pir berduri, yang tumbuh dalam tandan, dijual di pasar dan dari pedagang kaki lima di seluruh negeri, dengan banyak yang mengatakan bahwa kematangan dan rasa manisnya sepadan dengan waktu yang dihabiskan untuk mencabut duri tajam dan mengupas kulitnya yang tebal.

Banyak yang percaya buah ini sangat politis, karena tumbuh di daerah yang sekarang telah diduduki, melambangkan perampasan Palestina.

3. Za'atar (Timi)

embed
Za'atar, yang secara resmi dikenal sebagai thymus vulgaris, adalah tanaman liar yang tumbuh di pegunungan dan biasanya ditemukan di celah-celah lempengan batu. Itu tumbuh di seluruh Palestina, dan sering disebut sebagai "emas hijau" karena sangat dicintai dan digunakan.

Secara historis, thyme sangat politis karena tumbuh di tanah yang diduduki, dengan Palestina menyatakan bahwa otoritas Israel memblokir akses ke tanaman dan tanah mereka. Bagi orang Palestina, ini tetap menjadi masalah besar karena berdampak pada mata pencaharian mereka dan tradisi lama memetik thyme liar, serta hubungan mereka dengan tanah mereka yang telah mereka kenal begitu dekat dari generasi ke generasi.

Ramuan liar ini juga memiliki makna sejarah bagi orang Palestina dan merupakan bahan pokok umum di setiap rumah tangga. Setiap pagi untuk sarapan, orang Palestina secara tradisional akan makan za'atar dengan roti segar yang direndam dalam minyak zaitun.

Ramuan ini juga dapat digunakan sebagai olesan untuk kue kering dan sebagai bumbu untuk daging, sayuran, dan salad.

Selama beberapa generasi, orang Palestina telah menggunakan thyme sebagai obat untuk pilek dan flu, dengan banyak yang sering memuji manfaatnya, termasuk kemampuannya untuk melawan penyakit. Tanaman ini merupakan tanaman yang diinginkan oleh petani karena ketahanannya terhadap penyakit dan serangga dan karena membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja dan pupuk dibandingkan dengan tanaman lain.

Bagi para pengungsi Palestina, tanaman itu telah datang untuk mewakili tanah asal mereka, dan juga menjadi simbol harapan untuk kembali ke rumah mereka.

Di Palestina, slogan populer adalah “kami akan tinggal di tanah kami selama ada thyme dan zaitun”, merujuk pada betapa terhubungnya mereka dengan tanah mereka dan tanaman yang tumbuh di sana.

Banyak orang Palestina menyamakan diri mereka dengan tanaman za'atar karena sifatnya yang menantang, dan fakta bahwa ia dapat bertahan hidup di berbagai iklim yang berbeda.

4. Jeruk Jaffa

embed
Jeruk Jaffa yang ikonik, yang kemudian dikenal di seluruh dunia, berasal dari kota Yafa pada abad ke-19. Pada saat itu, petani Palestina telah mengembangkan jeruk dari mutasi di dekat kota, dan buah tersebut menjadi sangat populer karena rasanya yang manis dan karena memiliki sedikit biji.

Jeruk itu diberi nama "Yaffa" setelah kota itu, tetapi awalnya dikenal sebagai Shamouti, variasi dari varietas yang dikenal sebagai Baladi. Apa yang membuat jeruk begitu inovatif pada saat itu adalah kulitnya yang tebal, yang membuatnya mudah dikupas dan cocok untuk diekspor.

Karena Yafa sudah menjadi pelabuhan perdagangan yang mapan dan berlokasi strategis, mudah untuk mendistribusikan dan mengekspor jeruk ke seluruh dunia. Kota dengan cepat menjadi identik dengan jeruk karena betapa sibuknya pelabuhan dalam mengekspor buah.

Segera, jeruk dan buah jeruk lainnya dari Yafa ditemukan di rak-rak di seluruh Eropa.

Meskipun banyak perusahaan besar yang mendapat untung dari variasi jeruk, orang Palestina tetap bangga akan hal itu, dan mengingat para petani yang menghabiskan puluhan tahun menanamnya.

Bagi orang Palestina, warna oranye telah menjadi simbol identitas nasional, dan merupakan bukti dari tanah pertanian yang luas dan subur di negara itu.

Buah ini juga menjelaskan sejarah pertanian Palestina yang panjang dan sukses. Hari ini, jeruk Yaffa dapat dilihat terwakili dalam seni dan mural Palestina.

5. Tanaman Handal (Colocynth)

embed
Tanaman tahunan ini berasal dari Palestina, dan dikenal karena kemampuannya untuk tumbuh kembali bahkan ketika dipotong. Tanaman, yang dikenal sebagai Handala dalam bahasa Arab, menghasilkan buah yang pahit, digunakan dalam pengobatan tradisional dan dari waktu ke waktu menjadi simbol bagi orang Palestina.

Selama berabad-abad, orang Palestina telah menggunakan tanaman ini sebagai metafora untuk hubungan mereka yang mengakar dengan tanah mereka, serta kekuatan dan hak untuk kembali.

Tanaman itu menjadi simbol yang melambangkan rasa sakit dan kehilangan pengungsi setelah Nakba, dengan akarnya yang tebal dan dalam mewakili hubungan mereka dengan tanah mereka.

Saat ini, banyak orang mengasosiasikan nama Handala dengan sosok atau gambar yang dibuat pada tahun 1969 oleh kartunis Naji al-Ali. Karakter, dinamai tanaman, adalah warga Palestina 10 tahun yang berantakan dan bertelanjang kaki yang mewakili Ali dan anak-anak Palestina lainnya diusir dari rumah mereka untuk memberi jalan bagi pendirian Israel.

Dari tahun 1973 dan seterusnya, karakter tersebut muncul dengan wajah berpaling sebagai protes terhadap kegagalan untuk menyelesaikan penderitaan rakyat Palestina dan untuk mencerminkan bagaimana dunia sendiri telah memunggungi mereka.

Di Palestina, tanaman Handal dan karakter yang diciptakan oleh Ali masih dapat ditemukan di mural di sekitar Palestina, serta diperingati dalam perhiasan, suvenir, dan seni.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus