Punya Lebih dari Satu Minat dan Bakat? Ini Cara Mengatur dan Merawatnya

Oase.id- Icha, begitu biasa kawan-kawan dan orang-orang sekitar menyapanya. Dikenal super aktif, tiga hobi yang berbeda pun tampak lancar digeluti dalam kesehariannya.
Gadis asal Cirebon, Jawa Barat bernama lengkap Rizkiana Sobiha ini mengaku teramat mencintai seni fotografi, dunia fashion-hijab, juga terlibat dalam kegiatan sosial. Yang menjadi unik, Icha mengaku punya cara sendiri agar hobi yang tumbuh sejak lama itu agar tetap terawat, bahkan berkembang.
"Simpel, sih. Pertama, mengetahui apa yang benar-benar kita sukai. Jangan sampai minat dan hobi 'disetir' oleh tren ikut-ikutan. Kedua, menjaga konsistensi waktu untuk menyalurkan minat dan hobi dengan mengatur skala prioritas. Artinya, bisa memilah mana minat yang akan disalurkan," kata Icha kepada Oase.id pada Kamis, 10 Januari 2020.
Tips berikutnya, masih kata Icha, mampu mengevaluasi kemampuan diri agar jangan sampai minat dan hobi yang dimiliki terlalu melampaui kapasitas diri.
"Misalnya, ketika memiliki hobi fotografi, tetapi tidak memiliki kamera, bukan berarti tidak boleh menggeluti dunia itu atau memaksakan diri bagaimana caranya memiliki kamera. Coba lahirkan inisiatif, misalnya, mengoptimalisasi kamera ponsel sebagai penunjang minat atau dengan cara-cara ringan lainnya," kata dia.
Rizkiana Sobiha/foto: @sobiha.rizqiana
Bagaimana jika sebuah ekspektasi dari minat yang berpotensi bakat terpendam itu tidak tercapai dan melahirkan rasa kekecewaan? Soal ini, aktivis gerakan sosial Kelas Inspirasi tersebut juga mengatakan, perlunya strategi agar ketidak-berhasilan yang hadir tidak mendorong rasa kecewa makin besar, bahkan berdampak dengan menyalahkan orang lain dan lingkungan.
"Sejak berkomitmen untuk berproses di sebuah bidang, pahami risiko dan keuntungannya. Termasuk, cara-cara agar tidak gampang kapok. Karena, jika tidak cakap soal ini, bisa-bisa kegagalan satu babak bisa melahirkan tindakan yang kurang baik, seperti menyalahkan segala yang di luar dirinya," ujar dia.
Memadukan tiga hobi berbeda sekaligus, menurutnya tetap asyik dan tidak sampai memberikan beban berlebih. Syaratnya, kata Icha, semua diawali dari niat dan komitmen yang bersumber dari diri sendiri.
"Bagi saya, menggemari lebih dari satu hobi itu sejalan dengan makin banyaknya pengalaman yang akan didapatkan. Di sisi lain, tentu, kian banyak juga usaha yang harus dilakukan. Gampangnya, semakin banyak melakukan sesuatu, kian banyak manfaat yang didapat, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitar," tutup Icha.
Beda minat dan bakat
Ihwal minat dan bakat remaja, Konselor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dede Rahmat Hidayat menjelaskan , keduanya merupakan hal berbeda, namun tetap memiliki keterkaitan.
"Misalnya, anak bermain bola belum tentu memiliki minat sepak bola. Bola yang dia mainkan itu kan tidak pernah dimaknai bahwa dia itu sedang berminat. Kebanyakan, hanya aktivitas bersifat relefektif saja," kata Dede, kampus UNJ Jakarta Timur, pada Rabu 8 Januari 2020.
Minat dan bakat, menurut Dede, adalah penjelasan tentang kecenderungan dan kemampuan yang masing-masing bersifat tertentu. Sehingga pada umumnya bisa diidentifikasi assesment.
"Assesment bermacam-macam bentuknya. Ada assesment terstruktur dan tidak. Yang tidak terstruktur, seperti kita melihat seseorang bermain bola dan muncul kesan bahwa dia cukup mahir. Proses tersebut termasuk assesment, tapi belum tentu bisa dianggap benar," kata dia.
Dede menjelaskan, mengidentifikasi minat dan bakat pada remaja lebih mudah karena semua sudah lebih terlihat. Terlebih melalui assesment yang terstrukur, itu akan lebih memiliki hasil analisa yang lebih tajam dan valid.
Setelah tampak terang, barulah minat dan bakat itu bisa mulai dirawat.
"Untuk merawat minat dan bakat, hal pertama yang harus dilakukaan adalah mengidentifikasi dengan betul apa bakat utama pada diri seseorang dengan detail. Kedua, programkan secara jelas, terstruktur, dan berkesinambungan dengan memperhatikan kemampuan fisik dan emosi," jelas dia.
So, punya banyak hobi dan minat bukan perkara salah. Yang terpenting adalah komitmen, dan pahami segala risiko dan keuntungannya.
(SBH)