Cara Menjelajahi Pesona Indonesia Selama #DiRumahAja
Oase.id- Pandemi korona memaksa sebagian besar masyarakat untuk membatasi aktivitas dan tetap di rumah. Lalu bagaimana dengan pecinta keindahan seni dan budaya Indonesia? Ternyata mereka bisa menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia secara daring. Salah satunya melalui laman indonesiakaya.com.
Salah satu yang bisa dinikmati adalah serial web Jurnal Indonesia Kaya yang mempunyai 59 episode mencakup 58 daerah di Indonesia. Selain keindahan alam, program itu juga menyajikan ragam kebudayaan, dari pakaian tradisional, upacara, alat musik, hingga kuliner.
"Kami ingin menjadi solusi hiburan bagi para penikmat seni, melalui konten-konten menarik yang ada di channel YouTube Indonesia Kaya. Salah satu konten unggulan kami adalah Jurnal Indonesia Kaya, yang menghadirkan dokumentasi jurnal perjalanan travel blogger Febrian yang menceritakan pengalaman serunya ketika menemukan kekayaan, kreativitas, dan keramahtamahan masyarakat di berbagai daerah dan pulau di Indonesia," jelas Program Director indonesiakaya.com Renitasari Adrian dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, seluruh pengambilan gambar dalam tayangan tersebut diambil sebelum adanya himbauan pembatasan fisik akibat covid-19.
"Seluruh shooting untuk kebutuhan video Jurnal Indonesia Kaya ini dilakukan sebelum ada arahan untuk swakarantina dan physical distancing," lanjutnya.
Salah satu episode menceritakan sejarah dan budaya Kota Tarakan di Kalimantan Utara. Kota itu memiliki beberapa museum sejarah. Salah satunya berada dalam kompleks museum yang disebut Gedung Putih. Bangunan berwarna putih terbagi menjadi dua bagian yang sama persis sehingga kerap disebut sebagai Museum Kembar.
Bangunan pertama adalah Museum Sejarah Perang Dunia yang mencatat Tarakan sebagai tempat tentara Jepang pertama kali datang ke Indonesia. Bangunan kedua adalah Museum Sejarah Perminyakan karena Tarakan merupakan daerah perintis pengeboran minyak bumi yang dilakukan oleh Belanda sejak awal 1900-an.
Pembawa acara Febrian juga mengeksplor wisata budaya dengan mengunjungi Baloy Mayo berinteraksi dengan masyarakat asli Tarakan, suku Tidung. Baloy Mayo biasa dipakai kepala suku dari seluruh suku di Kalimantan untuk membahas masalah masing-masing daerah tersebut. Febrian juga mengunjungi pusat terbesar konservasi Tarakan yaitu Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) dan melihat langsung Bekantan.
“Ketika mengeksplorasi suatu daerah, saya biasa berkomunikasi dengan warga lokal untuk mengetahui kegiatan sehari-hari dan ini menambah wawasan saya betapa kaya Indonesia kita ini. Semoga program Jurnal Indonesia Kaya dapat memanjakan mata dan melepas kerinduan para penikmat seni terutama yang hobi atau senang traveling namun sedang di rumah saja,” terang Febrian.
(SBH)