Wafat karena Korona Termasuk Mati Syahid?

Fera Rahmatun Nazilah - Hadis Hari Ini 17/03/2020
Photo by Jiří Rotrekl from Pixabay
Photo by Jiří Rotrekl from Pixabay

Oase.id- Total pasien positif korona di Indonesia per Senin, 16 Maret 2020 berjumlah 134 orang. Dari angka itu, 5 di antaranya dikabarkan meninggal dunia. 

Pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), ormas Islam, pondok pesantren, dan banyak pihak lain mengimbau agar umat Muslim lebih mengedepankan kemaslahatan bersama dengan mendukung gerakan memperlambat persebaran virus Covid-19 melalui social distancing. Sekali pun dampaknya, segala kegiatan yang berpotensi mengundang kerumunan massa mesti dihindari, termasuk agenda keagamaan.

Wabah korona adalah ujian dan pengingat bagi semua. Mengikhtiarkan dan berjuang untuk senantiasa tetap sehat merupakan keutamaan, sementara bagi korban pandemi mengerikan ini, melalui banyak rujukan hadis, Allah Swt telah menjaminkannya ke dalam golongan syahid.

 

Baca: Umar bin Khattab: Wabah Adalah Takdir, dan Menghindarinya Juga Takdir

 

Dari Hafshah binti Sirin, ia berkata, "Anas bin Malik telah berkata kepadaku, 'Apa penyebab kematian Yahya bin Abi 'Amrah?' Aku menjawab: 'Oleh (wabah) Tha'un". Lalu ia berkata, 'Rasulullah Muhammad Saw bersabda, "Tha'un penyebab mati syahid bagi setiap Muslim". (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)

Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, disebutkan bahwa Nabi Saw juga pernah bertanya kepada para sahabat, "Apa yang kalian ketahui tentang orang yang syahid di antara kalian?" 

Para sahabat pun menjawab, "Orang yang terbunuh di jalan Allah."

 

Baca: Isolasi, Cara Nabi Memerangi Wabah dan Epidemi

 

Rasulullah kemudian bersabda, "Jika demikian, maka orang-orang yang syahid dari umatku sangatlah sedikit. Barang siapa mati di jalan Allah, maka dia syahid. Orang yang meningal dunia karena sakit perut adalah syahid, dan orang yang meninggal karena wabah juga tergolong syahid." (HR. Ibnu Majah)

Para ulama membagi kriteria syahid menjadi tiga; 

 

Syahid dunia dan akhirat

Yakni, orang Mukmin sejati yang wafat di medan perang dalam rangka menegakkan agama Islam. Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin dalam Syarh Riyadus Shalihin menyatakan, jenazah mereka tidak wajib disalati, tak dimandikan, tidak pula dikafani. Mereka dikuburkan dengan pakaian yang dikenakannya. Di akhirat kelak, mereka akan dibangkitkan dengan gelar syahid.

 

Syahid dunia saja

Yaitu orang yang terbunuh di medan perang. Namun ia berperang bukan ikhlas karena Allah Swt. Bisa saja karena riya, munafik, dan sebagainya. 

Ihwal niat seorang Mukmin memang tak ada yang tahu. Oleh karena itu, mereka diperlakukan seperti para syuhada lainnya, tidak dimandikan dan tidak disalati. Namun di akhirat kelak, mereka tidak dibangkitkan sebagai syahid.

 

Baca: Pernah Suatu Ketika, Cuma Nabi yang Tak Terserang Wabah

 

Syahid di akhirat

Ialah orang-orang Mukmin yang wafat karena sebab-sebab tertentu, termasuk paparan wabah. 

Muslim yang meninggal karena terserang virus mematikan tergolong syahid akhirat. Syekh Utsaimin menyatakan, di dunia, jenazah orang yang sakit karena wabah tetap dihukumi sebagaimana orang yang wafat biasa, artinya tetap dimandikan, dishalati, dan dikafani. Akan tetapi, di akhirat nanti mereka akan dibangkitkan sebagai syuhada.

 

Sumber: Disarikan dari beberapa hadis dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, serta keterangan dalam Syarh Riyadus Shalihin karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin


(SBH)
Posted by Sobih AW Adnan