Kisah Abrahah dan Gagalnya Upaya Menggantikan Kakbah
Oase.id - Jauh sebelum datangnya Islam, ada seorang penguasa bernama Abrahah, gubernur wilayah Yaman yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Habasyah (Abyssinia/Ethiopia). Kisah ini diriwayatkan dalam Tafsir Ibn Kathir ketika menjelaskan Surah Al-Fil.
Masalah Politik Abrahah dengan Raja Habasyah
Abrahah saat itu berada dalam posisi yang tidak aman. Sang raja di Habasyah marah kepadanya dan mengancam akan menghukumnya. Untuk meredakan amarah sang raja, Abrahah mengirim hadiah-hadiah mahal sebagai tanda hormat, karena ia tahu rajanya adalah seorang Nasrani (Kristen).
Hadiah itu berhasil menenangkan sang raja. Namun Abrahah belum selesai. Ia ingin melakukan sesuatu yang lebih besar agar benar-benar mendapat kepercayaan penuh dari atasannya.
Gereja Besar di Yaman dan Ambisi Menggeser Ka'bah
Abrahah pun membangun sebuah gereja megah di Yaman—dibuat begitu tinggi dan indah hingga orang-orang menengadah sampai topinya terjatuh. Bangunan itu diberi nama Al-Qullays.
Motifnya bukan sekadar ibadah. Abrahah ingin gereja itu menjadi pengganti Kakbah, dan menjadikan Yaman sebagai pusat ziarah, bukan Makkah. Ia berharap semua orang Arab akan datang ke sana, sehingga kedudukannya semakin kuat.
Namun ambisi itu ditolak mentah-mentah oleh suku-suku Arab. Tidak seorang pun mau meninggalkan Ka'bah—pusat ibadah mereka sejak zaman Nabi Ibrahim. Terutama Quraisy, penjaga Ka'bah, yang tersulut amarah.
Pelecehan dari Orang Quraisy dan Amarah Abrahah
Saking marahnya, seorang laki-laki dari Quraisy diam-diam pergi ke Yaman, masuk ke gereja Abrahah, dan menodainya sebagai bentuk protes. Tindakan itu membuat Abrahah murka. Ia pun mengambil keputusan besar: menyerang Makkah dan menghancurkan Ka'bah.
Serangan Gajah dan Pertolongan Allah
Abrahah mempersiapkan pasukan besar lengkap dengan gajah perang—sesuatu yang ditakuti bangsa Arab. Saat pasukan itu mendekati Makkah, masyarakat Quraisy tak mampu melawannya dan hanya berdoa memohon perlindungan Allah.
Lalu terjadi peristiwa luar biasa yang diabadikan dalam Surah Al-Fil. Allah mengirim burung-burung kecil (thaîran abâbîl) membawa batu-batu panas yang menghancurkan pasukan Abrahah hingga binasa.
Abrahah sendiri terkena penyakit mengerikan dan akhirnya meninggal dalam perjalanan pulang. Serangannya gagal total. Ka'bah tetap tegak—dijaga langsung oleh Allah.
Jejak Tempat Gereja Abrahah Kini
Sementara Kakbah kini dikunjungi jutaan jamaah dari seluruh dunia setiap tahun, lokasi Kakbah palsu Abrahah itu justru berubah menjadi tempat pembuangan sampah oleh penduduk setempat. Sebuah simbol jatuhnya proyek ambisius yang dibangun dengan kesombongan.
Apa yang Ibnu Katsir Ajarkan kepada Kita
Kisah dari Tafsir Ibnu Katsir ini mengajarkan kita pelajaran penting. Pertama, kita tidak bisa memaksa orang untuk mengubah keyakinan agama mereka, bahkan dengan bangunan mewah dan kekuasaan politik. Kedua, ketika orang memiliki iman yang sejati, mereka tidak akan mudah melepaskannya.
Abrahah berpikir ia bisa menggantikan sesuatu yang suci hanya dengan membangun sesuatu yang lebih besar dan lebih mengesankan. Ia salah. Hubungan orang Arab dengan Mekah terlalu kuat untuk diputuskan.
Kisah Abrahah menunjukkan kepada kita bahwa pengabdian agama yang sejati tidak dapat dibeli atau dipaksakan. (theislamicinformation)
(ACF)