Bagaimana Cara Melepaskan Diri dari Sifat Riya?
Oase.id - Senang dipuji adalah sifat manusia pada umumnya. Persoalannya, jika dikaitkan dengan ibadah, sifat ini akan sangat merugikan karena bisa menggugurkan pahala, bahkan lebih dari itu.
Seperti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda
Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Syirik ashgor (syirik kecil) adalah sesuatu yang dalam dalil disebut syirik namun tidak mencapai derajat syirik akbar. Syirik akbar adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal yang menjadi kekhususan bagi Allah.
Sebab itu penting bagi kita untuk berusaha memusnahkan perasaan riya dalam setiap amal dan ibadah kita. Bagaimana cara lepas dari sifat riya?
Syaikh Shalilh bin Fauzan Al-Fauzan adalah seorang Syaikh dan ulama Arab Saudi. Ia merupakan anggota kehormatan dari Komite Tetap untuk Penelitian dan Fatwa Islam di Arab Saudi sejak 15 Rajab 1412 H.
Menurut Syaikh, dikutip dari YouTube Shahih Fiqih, cara lepas dari riya, adalah dengan memperbaiki niat dan tujuan hanya untuk Allah.
Jika muncul rasa ingin dipuji muncul rasa ingin dilihat ibadahnya, langsung hilangkan dengan keikhlasan. Maka, riya itu tidak membahayakannya.
"Ada pun jika ia biarkan riya tersebut, maka amalnya bisa gugur," ujarnya.
(ACF)