Kisah Syirik dari Sesajen Seekor Lalat
Oase.id - Seorang muslim wajib mentauhidkan Allah, dan menjauhi pintu-pintu yang dapat membuat seseorang jatuh pada kesyirikan, terutama syirik besar. Allah mengancam seseorang yang berbuat syirik dengan dosa yang tidak diampuni.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
Syirik besar bisa dianggap remeh
Syirik terbagi menjadi dua. Syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil (ashgor) tidak mengeluarkannya dari ketauhidan secara total. Sementara syirik besar mengeluarkan hamba dari Islam.
Syaikh Muhammad bin Abdil Aziz Al Qar’awi rahimahullah menjelaskan:
“Orang yang mati membawa dosa syirik maka ia masuk neraka. Jika syiriknya syirik akbar maka ia kekal di neraka, jika syiriknya syirik asghar maka ia diadzab sesuai kehendak Allah kemudian ia dikeluarkan dari neraka” (Al Jadid Syarah Kitab At Tauhid, 59).
Syirik besar (akbar) seperti bernadzar pada selain Allah, menyembah selain Allah, thawaf keliling kubur dan berdo'a meminta pada penghuni kubur, mencintai selain Allah sebagaimana kecintaannya pada Allah, meminta perlindungan pada selain Allah, menyembelih untuk selain Allah.
Kesyirikan adalah keburukan yang paling besar dalam agama. Karena syirik akbar orang diancam masuk ke dalam neraka yang kekal. Dengan mengenal keburukan itu, diharapkan seseorang dapat menjauh darinya. Bila seseorang tidak memahami perkara syirik, maka dikhawatirkan perkara itu didekati atau akan terus dilakukan.
Terkadang seseorang sadar, atau menganggap remeh suatu tindakan, namun konsekuensinya justru fatal, masuk ke dalam tindakan syirik akbar dan dimasukkan ke dalam neraka.
Ini seperti dikisahkan dalam hadits nabi, di mana ada yang masuk surga karena seekor lalat, dan yang lain masuk neraka hanya karena seekor lalat juga.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”
Para sahabat bertanya: “Bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah ﷺ?
Rasulullah ﷺ menjawab: “Ada dua orang berjalan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sesuatu untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: “Persembahkanlah sesuatu untuknya!” Ia menjawab: “Saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan”, mereka berkata lagi: “Persembahkan untuknya walaupun seekor lalat!” Maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka membiarkan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka. Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: “Persembahkalah untuknya sesuatu!” Ia menjawab: “Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka mereka pun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga” (HR. Ahmad).
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang terkadang terjatuh dalam kesyirikan dan ia tidak menyadarinya.
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh Menjelaskan,
“Dalam hadits ini terdapat peringatan keras agar tidak terjerumus dalam kesyirikan, karena manusia terkadang terjerumus dalam kesyirikan padahal ia tidak menyadarinya bahwa itu dapat memasukkan ke dalam neraka.” (Fathul Majid hal. 200)
Poin dari hadist ini juga menunjukkan bahwa orang tersebut meremehkan kesyirikan dan tidak terlalu peduli dengan agama.
(ACF)