Fenomena Cokelat Dubai: Dari Viral di TikTok hingga Jadi Tren Baru Dunia Kuliner
Oase.id - Beberapa tren rasa datang dan pergi, tapi ada juga yang bertahan dan berkembang. Salah satunya: cokelat Dubai—fenomena manis yang kini bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan mulai membentuk “aliran baru” dalam dunia dessert.
Cokelat Dubai pertama kali populer lewat kreasi Fix Chocolatier di Uni Emirat Arab pada 2021. Namun pada 2023, dessert ini meledak di media sosial dan kini sudah diadaptasi oleh banyak brand di berbagai negara. Karakter utamanya: batangan cokelat super tebal berisi krim pistachio (sering dipadu tahini) dan diberi lapisan renyah dari pastry halus bernama kadayif.
Kini, konsep cokelat Dubai tak hanya dalam bentuk bar. Varian barunya bermunculan: mulai dari croissant, milkshake, parfait, sampai menu-menu kreatif berlapis pistachio yang tampil mewah dan fotogenik.
Bukan cuma rasa, bentuknya yang “over the top” ikut jadi daya tarik. Batangan cokelatnya besar, isian melimpah, dan selalu punya unsur tekstur berlapis—lembut, creamy, dan crunchy sekaligus.
Di beberapa negara, antusiasme terhadap cokelat Dubai bahkan berdampak pada pasokan bahan. Produsen pistachio Iran melaporkan lonjakan permintaan global akibat viralnya tren ini di TikTok, sampai memicu kelangkaan kacang pistachio awal tahun ini.
Google Trends mencatat, pencarian soal Dubai chocolate melonjak sejak awal 2025 dan masih tinggi hingga sekarang.
Sejumlah brand besar ikut masuk ke tren ini:
- Trader Joe’s menjual batangan cokelat Dubai versi premium
- IHOP merilis pancake “Dubai edition”
- Baskin-Robbins dan Costco menghadirkan es krim dan cake ala Dubai chocolate
- Bahkan Lindt sempat merilis edisi terbatas yang langsung diserbu pembeli
Di Amerika Serikat, penjualan cokelat berisi pistachio memang masih kecil dibanding cokelat biasa—namun pertumbuhannya fantastis: naik lebih dari 1.200% dalam setahun, menurut NielsenIQ.
Alasan orang tergila-gila pada cokelat Dubai?
Teksturnya, tampilannya, dan sensasi rasa eksotis dari pistachio, mawar, saffron, dan cardamom. “Rasanya manis, creamy, crunchy—dan terasa mewah,” kata salah satu pembeli di Dublin.
Beberapa toko bahkan menjual versi mewahnya, seperti Dubai Golden Chocolate dengan taburan emas 24 karat—dijual hampir Rp 1,3 juta per batang.
Fenomena ini menunjukkan satu hal: cokelat bukan lagi sekadar camilan, tapi pengalaman rasa + gaya hidup. Tidak heran kalau para foodies dan pelaku industri dessert menyebut tren ini bukan lagi hype, melainkan babak baru dunia cokelat modern.(dailysabah)
(ACF)