Jangan Lakukan 4 Hal Ini Ketika Salat
Oase.id - Salat adalah salah satu jenis ibadah bagi para pemeluk agama Islam yang berbentuk perkataan dan perbuatan dengan diawali oleh gerakan takbir dan diakhiri gerakan salam.
Salat tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat kelak, tetapi gerakan-gerakan salat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, salat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.
Tetapi tidak semua gerakan yang terlahir saat salat menjadi pengobatan. Bahkan jika gerakan ini dilakukan, maka dapat membatalkan salat seseorang.
Berikut, Oase.id merangkum 4 hal yang tidak disarankan untuk dilakukan ketika salat:
1. Mengangkat Pandangan ke Langit
Dari hadis Riwayat an-Nasai, Nabi ﷺ bersabda:
أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ وَشُعَيْبُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ عَنْ ابْنِ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَرْفَعُونَ أَبْصَارَهُمْ إِلَى السَّمَاءِ فِي
صَلَاتِهِمْ فَاشْتَدَّ قَوْلُهُ فِي ذَلِكَ حَتَّى قَالَ لَيَنْتَهُنَّ عَنْ ذَلِكَ أَوْ لَتُخْطَفَنَّ أَبْصَارُهُمْ
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami 'Ubaidullah bin Sa'id dan Syu'aib bin Yusuf dari Yahya bin Sa'id Al Qaththan dari Ibnu Abu 'Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Kenapa orang-orang mengangkat pandangan ke langit saat salat?" Suara beliau meninggi ketika mengucapkan hal itu, hingga beliau berkata, "Berhentilah dari hal itu, atau pandangan mereka akan hilang. (HR. an-Nasa`i)
Berdasarkan hadis tersebut, diketahui bahwa dampak dari hal sepele yang berakibat fatal jika dilakukan. Oleh sebab itu, alangkah lebih baiknya kita hindari hal tersebut saat salat agar salat kita lebih khusuk.
2. Meludah
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis Riwayat Bukhari:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ وَأَبَا سَعِيدٍ أَخْبَرَاهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى نُخَامَةً فِي حَائِطِ الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَصَاةً فَحَتَّهَا ثُمَّ قَالَ إِذَا تَنَخَّمَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَتَنَخَّمْ قِبَلَ وَجْهِهِ وَلَا عَنْ يَمِينِهِ وَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ الْيُسْرَى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari Humaid bin 'Abdurrahman bahwa Abu Hurairah dan Abu Sa'id keduanya mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat ludah pada dinding masjid, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambil batu kerikil dan menggosoknya.
Kemudian beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian meludah janganlah ia meludah ke arah kiblat atau ke sebelah kanannya, tapi hendaklah ia lakukan ke arah kiri atau di bawah kaki kirinya. (HR. Bukhari)
Hadis ini terdapat dalam bab yang melarang meludah ketika salat, apalagi mengarahkannya ke kiblat atau ke sebelah kanan. Jika tidak tertahankan bisa meludah ke kiri atau bawah kaki kirinya. Namun, alangkah lebih baiknya menyelesaikan salat terlebih dahulu.
3. Mendahului Imam
Hal ini berlaku pada orang-orang yang mengerjakan salat berjamaah, baik di masjid, di mushollah, di rumah atau di mana pun.
Rasulullah ﷺ bersabda:
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا أَنْ لَا نُبَادِرَ الْإِمَامَ بِالرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَإِذَا قَالَ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } فَقُولُوا آمِينَ فَإِذَا وَافَقَ كَلَامَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لِمَنْ فِي الْمَسْجِدِ وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajari kami agar tidak mendahului imam ketika ruku' dan sujud, jika ia bertakbir maka bertakbirlah, jika ia sujud maka bersujudlah, jika ia mengucapkan; WALADL DLAALLIIN (dan bukan -pula jalan- orang-orang yang sesat) maka ucapkanlah: AAMIIN (semoga Allah mengabulkan), karena sesungguhnya jika ucapan itu berbarengan dengan ucapan malaikat akan diampuni orang yang ada di masjid.
Dan jika ia mengucapkan: SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya) maka ucapkanlah: RABBANA LAKAL HAMDU (Ya Rabb, bagi-Mu segala pujian)."
4. Menguap
Menguap adalah salah satu tanda di mana seseorang sedang dihampiri setan. Seperti sabda Rasulullah ﷺ:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِ هُرَيْرَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّثَاؤُبُ فِي الصَّلَاةِ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَجَدِّ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ كَرِهَ قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ التَّثَاؤُبَ فِي الصَّلَاةِ قَالَ إِبْرَاهِيمُ إِنِّي لَأَرُدُّ التَّثَاؤُبَ بِالتَّنَحْنُحِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr berkata; telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Al 'Ala` bin Abdurrahman dari Ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Menguap dalam salat adalah dari setan, jika salah seorang dari kalian menguap maka handaklah ia menahan semampunya." Ia berkata;
"Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Sa'id Al Khudri dan kakeknya Adi bin Tsabit." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah ini derajatnya hasan shahih. Sebagian ahli ilmu memakruhkan menguap dalam salat. Ibrahim berkata: "Sungguh, aku menahan rasa ingin menguap dengan berdehem. (HR. Tirmidzi)
Dalam hadis ini menguap dalam salat adalah makruh menurut sebagian ahli. Akan tetapi hadis ini juga menegaskan bahwa menguap dalam salat adalah ulah dari setan. Maka, hendaklah menahan semampunya.
(ACF)